DPRD Desak Pemkab Jember Segera Bikin Command Center

DPRD Desak Pemkab Jember Segera Bikin Command Center

Jember (beritajatim.com) – Komisi B DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendesak pemerintah daerah setempat untuk segera merealisasikan command center atau pusat informasi.

Ketua Komisi B Candra Ary Fianto mengatakan pusat informasi di Jember harus dibangun sebaik-baiknya. “Jember harus mempunyai command center yang komprehensif yang menyediakan berbagai informasi mulai dari urusan ekonomi sampai kebencanaan,” katanya, Senin (22/12/2025).

Candra ingin Pemkab Jember meniru Command Center Pemerintah Kota Bandung yang dibangun sejak 2015. “Saat ini, Command Center tidak hanya menjadi pusat kendali informasi kota, tetapi juga representasi modernisasi layanan publik yang mempermudah akses masyarakat terhadap informasi kesehatan, keamanan, usaha, hingga kejadian darurat,” katanya.

Komisi B dan Dinas Komunikasi dan Informasi Jember sempat melakukan studi tiru di Command Center Kota Bandung, 12 Desember 2025. Command Center di Bandung mengembangkan sistem data dan pemantauan kota yang terintegrasi. Melalui data-data yang disediakan command center, menurut Candra, masyarakat Kota Bandung bisa mengakses informasi sejumlah layanan secara real time.

“Seperti ketersediaan kamar rumah sakit. Sistem tersebut awalnya dikembangkan pada masa pandemi, dan kini menjadi layanan permanen di Kota Bandung,” kata Candra.

Command center, menurut Candra, membantu pemerintah daerah mengambil keputusan strategis. Tak hanya urusan pelayanan dasar publik, Bandung Command Center juga memiliki peta investasi yang berisi data usaha dan produk usaha mikro kecil menengah di Kota Bandung.

“Melalui sistem tersebut, calon pelaku usaha dapat mengetahui jenis usaha di suatu wilayah, jumlah pelaku UMKM, produk yang dijual, hingga omzet usaha terdaftar. Sistem ini mendukung perkembangan ekonomi masyarakat dan memberi gambaran peluang usaha yang masih terbuka,” kata Candra.

Bandung Command Center juga mengelola ratusan kamera CCTV. Sebagian di antaranya menjalankan fungsi pendeteksian wajah, identifikasi plat nomor kendaraan, pemantauan parkir liar, hingga pengawasan area rawan kebakaran

“CCTV juga digunakan untuk memantau aktivitas lalu lintas serta memprediksi pola kunjungan kendaraan dari luar kota, terutama pada akhir pekan,” kata Candra.

Bagi daerah yang rawan bencana seperti Jember, Candra menilai, model command center di Bandung bisa ditiru. CCTV digunakan untuk mendeteksi kondisi rawan banjir. Kamera dipasang di titik aliran air utama untuk membaca kenaikan debit air.

“Apabila kondisi mencapai batas aman tertentu, sirine dan alarm peringatan otomatis akan menyala di Command Center maupun titik kota yang terhubung sebagai bentuk sistem peringatan dini,” kata Candra.

Wahyu Prayudi Nugroho, anggota Komisi B, tertarik dengan model pemantauan aktivitas masyarakat di ruang publik seperti alun-alun melalui penghitungan jumlah pengunjung dan informasi demografi. “Seluruh data diproyeksikan pada dashboard internal untuk mendukung pengambilan keputusan pemerintah,” katanya.

Dalam penguatan layanan darurat, Command Center memasang tombol panik di dua lokasi, salah satunya Alun-Alun Kota Bandung. Tombol ini terhubung langsung ke petugas yang siaga selama 24 jam dan menjadi akses cepat bagi masyarakat saat terjadi kondisi berbahaya atau membutuhkan bantuan segera.

Berbeda dengan Jember yang mengandalkan kanal WhatsApp untuk program Wadul Guse, Bandung Command Center turut menangani pengaduan masyarakat melalui beberapa jalur layanan.

Nugroho mengatakan, sistem pengaduan dikelola oleh tim internal. “Seluruh proses pengaduan direkap mingguan dan disampaikan kepada pimpinan dinas untuk memastikan tindak lanjut berjalan maksimal,” katanya.

“Ketika kami tanyakan kepada Command Center Kota Bandung berapa banyak persentase laporan yang ditanggapi. Mereka menjawab alhamdulillah 100 persen pengaduan bisa diitanggapi dan ditanggulangi masalahnya. Rata-rata pe rhari ada 10 sampai 15 llaporan,” kata Nugroho.

“Mereka punya semacam SOP (Prosedur Operasional Standar). Ketika dalam satu hari pengaduan tidak bisa diselesaikan, itu menjadi to-do list mereka. Jika tiga hari tidak bisa selesai, tetap maksimal dalam 1 minggu harus bisa diselesaikan mereka,” kata Nugroho.

Dengan berbagai sistem digital yang semakin terintegrasi, menurut Nugroho, Bandung Command Center menjadi salah satu inovasi yang mendorong Bandung menjadi kota cerdas berbasis teknologi dan pelayanan masyarakat yang lebih efektif.

Dukungan terhadap pembentukan Command Center di Jember disuarakan Agus Khoironi, anggota Komisi B dari Partai Amanat Nasional. “Jember memang perlu punya supaya kita bisa terintegrasi dan masyarakat mudah mengakses kebutuihan informasi publik,” katanya. [wir]