Jakarta –
Sebuah terobosan medis mengejutkan datang dari alam liar Jepang. Para peneliti menemukan bahwa bakteri yang hidup di dalam usus katak pohon Jepang menunjukkan potensi luar biasa dalam mengobati kanker kolorektal (kanker usus besar).
Tim riset dari Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) mengungkapkan bahwa bakteri bernama Ewingella americana terbukti jauh lebih efektif dibandingkan metode pengobatan konvensional yang ada saat ini.
Selama ini, penelitian mengenai hubungan mikrobiota usus dan kanker hanya berfokus pada pengaturan pola makan atau transplantasi tinja. Namun, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal internasional Gut Microbes ini, peneliti melakukan langkah ekstrem: mengisolasi, membiakkan, dan menyuntikkan jenis bakteri spesifik langsung ke pembuluh darah untuk menyerang tumor.
Setelah menyisir isi usus dari katak pohon Jepang, salamander perut merah Jepang, dan kadal rumput Jepang, tim peneliti berhasil mengidentifikasi sembilan jenis bakteri dengan efek antitumor. Dari semuanya, E. americana menjadi yang paling unggul.
“Penelitian ini membuktikan bahwa biodiversitas yang belum tereksplorasi adalah harta karun bagi pengembangan teknologi medis baru,” ungkap tim penulis studi tersebut dikutip dari NYPOst.
Hasil penelitian
Dalam uji coba menggunakan model tikus dengan kanker kolorektal, tim menemukan fakta yang mencengangkan. Satu kali suntikan intravena (IV) E. americana mampu melenyapkan tumor secara keseluruhan.
Hasilnya menunjukkan 100% complete response (CR), angka yang jauh melampaui statistik pengobatan standar seperti imunoterapi maupun kemoterapi.
Hebatnya lagi, bakteri ini memiliki profil keamanan yang sangat baik. Berbeda dengan kemoterapi yang seringkali merusak organ tubuh lain, E. americana hanya menumpuk di jaringan tumor. Dalam 24 jam, bakteri tersebut sudah tidak terdeteksi di aliran darah, dan dalam 72 jam, respons peradangan tubuh kembali normal.
Meski hasil awalnya sangat menjanjikan, tim mencatat perlunya penelitian lebih lanjut. Fokus ke depan adalah menguji efektivitas bakteri ini pada jenis kanker sulit lainnya, seperti kanker payudara dan kanker pankreas. Peneliti juga berharap dapat menentukan apakah terapi E. americana ini dapat dikombinasikan dengan pengobatan standar medis lainnya di masa depan.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Jabatan Baru Raja Charles di Bidang Penelitian Kanker”
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)
