Malang (beritajatim.com) – Muhamad Fauzi dari Universitas Islam Malang (Unisma) resmi dilantik sebagai Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya periode terbaru pada Sabtu (20/12/2025).
Prosesi pelantikan yang berlangsung di Aula Santo Thomas Aquinas, Universitas Katolik Widya Karya Malang ini mengukuhkan struktur kepengurusan yang menaungi aliansi dari 64 BEM kampus di wilayah Malang Raya.
Pemilihan koordinator ini merupakan hasil Musyawarah Besar (Mubes) yang telah dilaksanakan dua bulan lalu melalui mekanisme voting para Presiden Mahasiswa. Muhamad Fauzi berhasil mengantongi 50 persen suara dari total 30 suara sah, mengungguli kandidat dari Universitas Wisnuwardhana yang memperoleh 20 persen suara.
Ketua BEM Universitas Katolik Widya Karya Malang, Nicholas Chander, menjelaskan bahwa dari puluhan kampus yang tergabung, terdapat 20 BEM kampus yang secara resmi masuk dalam Surat Keputusan (SK) kepengurusan pusat BEM Malang Raya. Nicholas menekankan peran strategis pemuda dengan mengutip pesan ikonik founding father Indonesia.
“Soekarno pernah bilang, berikan aku sepuluh anak muda, akan aku rubah dunia,” tegas Nicholas di sela acara pelantikan yang dihadiri oleh pimpinan daerah se-Malang Raya tersebut.
Bupati Malang, HM Sanusi, yang hadir langsung dalam acara tersebut menyatakan komitmen Pemerintah Kabupaten Malang untuk bersikap terbuka terhadap aspirasi mahasiswa. Ia menegaskan bahwa ruang dialog formal maupun informal selalu terbuka luas bagi para pengurus BEM Malang Raya guna membahas kemajuan daerah.
“Rumah saya terbuka 24 jam bagi adik-adik semua. Seorang mahasiswa harus mampu berdiskusi yang solutif bagi pembangunan Kabupaten Malang. Demo boleh, ngritik untuk kepentingan rakyat dan ada solusi,” ujar Sanusi. Ia juga mendorong mahasiswa melakukan aksi nyata terhadap isu lingkungan, seperti gerakan menanam pohon.
Senada dengan hal tersebut, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menambahkan bahwa idealisme mahasiswa adalah pilar pertumbuhan demokrasi. Menurutnya, kritik dari mahasiswa berfungsi sebagai penyeimbang agar pemerintahan tetap berjalan di jalur yang tepat.
“Mahasiswa adalah pusat sebuah gerakan seperti yang disampaikan oleh founding father Republik Indonesia Bapak Soekarno,” tutur Amithya menekankan pentingnya integritas dalam pembangunan.
Sebagai koordinator terpilih, Muhamad Fauzi menegaskan bahwa BEM Malang Raya akan terus fokus pada isu-isu kerakyatan. Rekam jejak organisasi ini sebelumnya telah teruji melalui aksi kepedulian Tragedi Kanjuruhan serta penggalangan dana bagi mahasiswa terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Di lingkup lokal, BEM Malang Raya telah aktif bersinergi dengan dinas terkait untuk melakukan pembersihan lingkungan di wilayah Kota Malang guna mengantisipasi banjir. Fokus ke depan akan diarahkan pada pengawalan kebijakan yang lebih adaptif.
“Harapan kami ke depan sebagai kepengurusan baru BEM Malang Raya ini, kami fokus menampung aspirasi dari kalangan lapisan masyarakat, mahasiswa baru maupun kelompok. Mungkin untuk ke depannya kita bakalan lebih mengawal lagi, lebih adaptif lagi terhadap isu-isu perkembangan politik, ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat,” pungkas Fauzi. [
