Bukan Sekadar Selera, Ini Alasan Ilmiah Mengapa Ada Orang Tidak Suka Aroma Parfum

Bukan Sekadar Selera, Ini Alasan Ilmiah Mengapa Ada Orang Tidak Suka Aroma Parfum

YOGYAKARTA – Parfum sering dipersepsikan sebagai simbol keharuman, kepribadian, dan daya tarik. Namun kenyataannya, tidak semua orang menikmati aroma parfum dengan cara yang sama. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa ada orang yang tidak suka aroma parfum, bahkan merasa pusing, mual, atau tidak nyaman saat menciumnya.

Respons ini bukan sekadar soal selera, melainkan dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Memahami faktor yang memengaruhi orang tidak suka parfum dapat membantu Anda lebih bijak dalam menggunakan wewangian, sekaligus lebih empatik terhadap orang di sekitar. Cek berikut ini faktor-faktor yang memengaruhinya.

1. Perbedaan sistem penciuman setiap orang

Setiap orang memiliki reseptor penciuman yang berbeda secara genetik. Akibatnya, aroma parfum yang terasa lembut bagi Anda bisa tercium terlalu tajam atau menusuk bagi orang lain. Perbedaan biologis ini membuat pengalaman mencium parfum menjadi sangat subjektif.

Ilustrasi mengapa ada orang yang tidak suka aroma parfum (Freepik/benzoix)

2. Cara otak memproses aroma

Psikolog kognitif Pamela Dalton, Ph.D. dilansir Women’s Health, Rabu, 17 Desember, menjelaskan bahwa persepsi bau sangat dipengaruhi oleh otak. Otak tidak hanya “menerima” aroma, tetapi juga menafsirkan dan memberi makna berdasarkan pengalaman dan ekspektasi sebelumnya. Jika otak menilai aroma sebagai ancaman atau gangguan, respons tidak nyaman akan muncul lebih kuat.

3. Asosiasi memori dan pengalaman negatif

Aroma memiliki jalur langsung ke pusat emosi dan memori di otak. Jika parfum tertentu pernah dikaitkan dengan pengalaman tidak menyenangkan, aroma serupa bisa langsung memicu rasa tidak nyaman, meskipun secara objektif parfumnya tidak berbahaya.

4. Sensitivitas saraf trigeminal

Selain penciuman, parfum juga dapat merangsang saraf trigeminal yang bertugas mendeteksi sensasi seperti panas atau iritasi. Pada orang tertentu, stimulasi ini membuat aroma terasa “menyengat”, bukan wangi, sehingga memicu pusing, mual, atau rasa perih di hidung.

Ilustrasi mengapa ada orang yang tidak suka aroma parfum (Freepik/katemangostar)

5. Sensitivitas terhadap bahan kimia parfum

Beberapa orang memiliki sensitivitas terhadap bahan sintetis dalam parfum. Meski bukan alergi medis, paparan wewangian tertentu dapat menyebabkan sakit kepala, mata berair, sesak napas, atau kelelahan. Inilah alasan mengapa parfum sering menjadi pemicu keluhan di ruang tertutup.

6. Faktor emosi dan kondisi psikologis

Kondisi emosional seperti stres atau kelelahan dapat membuat seseorang lebih peka terhadap aroma. Saat emosi tidak stabil, otak cenderung memproses rangsangan sensorik secara lebih intens, termasuk bau parfum.

7. Lingkungan dan konteks sosial

Aroma parfum bisa terasa berbeda tergantung tempat dan situasi. Parfum yang masih bisa ditoleransi di ruang terbuka dapat terasa sangat mengganggu di kantor, transportasi umum, atau ruangan kecil dengan sirkulasi udara terbatas.

Pada akhirnya, ketidaksukaan terhadap aroma parfum adalah hasil interaksi kompleks antara indera penciuman, cara otak memproses bau, pengalaman emosional, hingga kondisi lingkungan. Faktor-faktor ini menjelaskan mengapa satu aroma bisa terasa menenangkan bagi sebagian orang, tetapi justru mengganggu bagi yang lain. Dengan memahami penyebab orang tidak suka parfum, Anda dapat memilih dan menggunakan wewangian dengan lebih sadar, sehingga parfum benar-benar menjadi pelengkap kenyamanan, bukan sumber ketidaknyamanan.