Bisnis.com, JAKARTA — Ledakan penggunaan Artificial Intelligence (AI) diprediksi memicu kelangkaan sekaligus lonjakan harga RAM pada tahun 2026.
Maraknya investasi di sektor AI membuat para perusahaan bermodal besar berebut pasokan DRAM dari para produsen utama.
Banyak dari mereka menyuntikkan dana besar secara agresif agar mendapat porsi memori untuk pusat data berbasis AI. Akibatnya, pabrikan DRAM kini lebih fokus memenuhi kebutuhan data center sehingga ketersediaan produk konsumen menyusut dan memicu kelangkaan global.
Dikutip dari Windows Central (11/12/2025), salah satu produsen DRAM terbesar dunia, Micron, baru-baru ini memutuskan mundur total dari pasar memori konsumen.
Dalam keterangan resminya, Micron menyatakan akan menghentikan pengiriman produk Crucial setelah Februari 2026. Keputusan ini membuat Samsung dan SK hynix menjadi dua pemasok DRAM konsumen terbesar yang tersisa.
EVP & Chief Business Officer Micron, Sumit Sadana, menyebutkan “Pertumbuhan pusat data yang didorong oleh AI menyebabkan lonjakan permintaan memori dan penyimpanan. Karena itu, Micron mengambil keputusan sulit untuk keluar dari bisnis konsumen Crucial demi memperkuat pasokan bagi pelanggan strategis di segmen dengan pertumbuhan lebih cepat.”
Samsung sendiri mengakui sedang mempertimbangkan pengalihan produksi dari HBM ke DDR5 demi mengoptimalkan keuntungan. Dampaknya, DDR5 konsumen kini menjadi barang mewah harganya bisa berubah drastis dari hari ke hari. Banyak perakit PC melaporkan bahwa biaya rakitan naik karena harga DRAM yang terus melambung.
SK hynix juga menyiapkan peningkatan kapasitas produksi DRAM secara besar-besaran pada 2026. Perusahaan perakitan PC seperti Maingear dan CyberPowerPC bahkan sudah memperingatkan bahwa harga sistem rakitan akan segera naik.
Namun dampaknya tidak berhenti pada PC rakitan saja. Hampir semua kategori perangkat laptop, ponsel, tablet, TV, konsol, kamera, hingga mobil mengandalkan DRAM. Produsen perangkat tersebut kini turut merasakan tekanan pasokan.
Menurut TrendForce, Dell berencana menaikkan harga PC sebesar 15–20% mulai pertengahan Desember 2025.
Lenovo juga telah memberi tahu pelanggan bahwa harga dan paket penjualan saat ini tidak lagi valid per 1 Januari 2026. Dari sisi HP, CEO Enrique Lores menyebut harga PC kemungkinan naik pada paruh kedua 2026 jika kondisi DRAM tidak kunjung membaik.
Krisis diperkirakan makin parah karena tekanan juga terjadi pada chip NAND Flash, komponen utama SSD modern. TrendForce mencatat permintaan kontrak wafer NAND Flash melonjak hingga 60% pada November 2025, didorong kebutuhan untuk aplikasi AI dan pesanan SSD kelas enterprise.
Fokus industri pada sektor enterprise dan AI membuat ruang produksi untuk kebutuhan konsumen semakin menyempit.
Menurut sejumlah analis, krisis ini baru memasuki fase awal. GM Team Group, Gerry Chen, menyebut harga kontrak DRAM pada Desember melonjak 80–100%, dan peningkatan ini bisa menjadi awal dari siklus kenaikan harga memori jangka panjang. Dia memperkirakan kondisi akan memburuk pada awal 2026 ketika stok lama yang dibeli dengan harga rendah mulai habis. (Nur Amalina)
