82% Eksekutif Berpeluang Temukan Model Bisnis Baru Berkat AI

82% Eksekutif Berpeluang Temukan Model Bisnis Baru Berkat AI

Bisnis.com, JAKARTA — IBM, perusahaan teknologi multinasional, memproyeksikan teknologi kecerdasan buatan (AI) akan memegang peranan sentral dalam melahirkan model bisnis baru.

Pandangan tersebut jadi sorotan utama dalam paparan strategis General Manager and Technology Leader IBM ASEAN Catherine Lian. 

Dia mengatakan akan ada 5 pilar tren teknologi yang bakal mendefinisikan ulang industri global. Hal tersebut ialah AI sebagai pengganda pertumbuhan, Sovereign AI, agentic AI berskala besar, Trusted AI, dan keuntungan Quantum (Quantum Advantage).

“AI sebagai pengganda pertumbuhan menempatkan teknologi ini sebagai mesin pencipta pendapatan yang vital bagi perusahaan,” ujarnya di Jakarta Kamis (11/12/2025).

Dia memaparkan data riset sebanyak 72% CEO menilai AI generatif sebagai sumber keunggulan kompetitif utama. Lebih jauh, 85% eksekutif juga meyakini teknologi ini membuka peluang luas bagi penciptaan model bisnis baru yang inovatif.

Optimisme ini yang akhirnya mendorong lonjakan investasi di sektor-sektor strategis. Industri yang teregulasi ketat seperti Layanan Keuangan dan Perbankan diproyeksikan mencatatkan kenaikan belanja teknologi yang signifikan, dari US$14 miliar atau sekitar Rp233 triliun pada 2023 menjadi US$66 miliar atau sekitar Rp1.100 triliun pada 2028.

Eskalasi belanja teknologi tersebut berjalan beriringan dengan tren Sovereign AI atau kedaulatan AI. Lian menegaskan bahwa konsep kedaulatan data kini menjadi strategi bisnis fundamental untuk mendorong perusahaan ke level berikutnya. 

Pada 2027, diperkirakan 80% perusahaan multinasional akan menerapkan strategi data berdaulat melalui pendekatan hybrid cloud by design.

Di sisi lain, pihak IBM menekankan bahwa kesiapan sumber daya manusia memegang kunci utama dalam realisasi potensi ekonomi ini. Sebanyak 64% CEO mengakui kesuksesan implementasi teknologi bergantung penuh pada adopsi oleh manusia dibandingkan kecanggihan sistem itu sendiri. 

Selain faktor SDM, aspek kepercayaan dan keamanan siber disinyalir juga menjadi fondasi yang tidak terpisahkan. IBM mendorong pelaku industri untuk memprioritaskan kesiapan menghadapi era kuantum atau Quantum Safe.

IBM memandang Quantum Safe sebagai fitur paling kritis saat ini untuk melindungi investasi masa depan. Organisasi yang telah siap secara kuantum berpotensi mengadopsi teknologi baru tiga kali lebih cepat dibandingkan kompetitornya.

Menutup laporannya, IBM menegaskan komitmen untuk terus mendukung pasar Indonesia. Melalui fokus pada kedaulatan data dan modernisasi infrastruktur perbankan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekonomi digital global pada 2026. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)