Pamekasan (beritajatim.com) – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pamekasan tengah berupaya keras agar program pemberian makanan bagi warga lanjut usia atau yang dikenal sebagai “Simpati Lansia” tetap berjalan dengan mengajukan pengalihan sumber pendanaan ke Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Langkah strategis ini diambil menyusul adanya kebijakan efisiensi anggaran daerah yang menyebabkan alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk program tersebut terpaksa dihentikan sejak Oktober 2025.
Kepala Dinas Sosial Pamekasan, Herman Hidayat Santoso, menegaskan bahwa keberlanjutan program ini sangat krusial, terutama bagi lansia berusia di atas 60 tahun yang membutuhkan perlindungan sosial dasar.
Ia menilai, ketergantungan pada APBD Pamekasan semata membuat program yang digagas sejak 2021 ini rentan terhenti di tengah dinamika keuangan daerah. Oleh karena itu, dukungan dana dari pemerintah pusat dinilai sebagai solusi stabilitas jangka panjang.
“Program ini harus tetap ada, kami di Dinsos berkomitmen mengawal agar layanan bagi para lansia tetap berjalan. Artinya kami mengupayakan agar program ini tetap berjalan dan bisa di-cover melalui anggaran dari pemerintah pusat, yakni melalui Kemensos RI,” kata Herman Hidayat Santoso, Jumat (5/12/2025).
Sebagai wujud keseriusan, pihak Dinsos Pamekasan telah melakukan koordinasi intensif dengan Kemensos RI. Tujuannya adalah membuka peluang agar program permakanan ini dapat masuk dalam pos pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Herman mengungkapkan bahwa komunikasi tersebut membuahkan hasil positif, memberikan harapan baru bagi ratusan lansia penerima manfaat di Pamekasan.
“Alhamdulillah respon Kemensos sangat baik, sehingga program ini masih tetap berlangsung meskipun anggaran di APBD sudah dihapus sejak Oktober 2025,” ungkapnya.
Selain melobi Kemensos, Dinsos Pamekasan juga menjajaki berbagai skema lain untuk memastikan perlindungan sosial tetap tersalurkan. Salah satunya adalah menyinergikan Simpati Lansia dengan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Tidak hanya itu, sejauh ini kami juga sudah melakukan beragam upaya, guna tetap memastikan perlindungan dasar bagi para lansia melalui penyediaan makanan dengan skema di Kemensos maupun melalui program MBG (Makan Bergizi Gratis),” jelas Herman.
Berdasarkan data Dinsos, program Simpati Lansia selama ini didukung anggaran sebesar Rp 6 miliar dari APBD Pamekasan dan telah berjalan selama lebih dari empat tahun.
Program ini menyasar sebanyak 421 lansia yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan di 13 kecamatan di seluruh wilayah Pamekasan. Dengan basis data tersebut, sinergi dengan program Kemensos diharapkan menjadi langkah taktis agar bantuan tetap mengalir di tengah keterbatasan fiskal daerah. [pin/beq]
