Akibat Tabrakan Bumi dengan Planet Seukuran Mars

Akibat Tabrakan Bumi dengan Planet Seukuran Mars

Bisnis.com, JAKARTA —Penelitian terbaru mengungkap bahwa bulan mungkin terbentuk dari tabrakan besar antara Bumi muda dan sebuah planet tetangga yang dulu mengorbit sangat dekat dengan kita miliaran tahun lalu.

Melansir dari Live Sience Selasa (2/12/2025), Para ilmuwan menyebut planet itu Theia, dunia berbatu seukuran Mars yang diyakini menabrak Bumi muda sekitar 4,5 miliar tahun lalu. 

Benturan luar biasa besar itu melelehkan sebagian mantel Bumi dan melontarkan material ke angkasa, yang kemudian menggumpal dan membentuk bulan. Teori tumbukan raksasa ini sudah lama menjadi penjelasan utama asal-usul bulan, tetapi asal-usul Theia sendiri masih menjadi teka-teki besar.

Analisis baru terhadap sampel bulan dari misi Apollo, batuan Bumi, dan meteorit memberi petunjuk segar. Penelitian yang dipimpin Timo Hopp dari Institut Max Planck menunjukkan bahwa Theia kemungkinan besar terbentuk di wilayah yang sama dengan Bumi, bahkan mungkin lebih dekat dengan Matahari.

“Hasil kami menunjukkan bahwa Theia dan proto-Bumi berasal dari lingkungan yang sama di tata surya bagian dalam,” kata Hopp. Temuan ini memperkuat gambaran klasik bahwa planet-planet berbatu terbentuk melalui rangkaian tabrakan dan penggabungan dalam masa awal tata surya.

Awal Tata Surya yang Penuh Kekacauan

Pada 100 juta tahun pertama setelah Matahari terbentuk, wilayah dalam tata surya dipenuhi puluhan hingga ratusan embrio planet dunia kecil seukuran bulan hingga Mars yang saling bertabrakan. Di tengah kekacauan gravitasi ini, termasuk tarikan kuat Jupiter, beberapa embrio bergabung menjadi planet, sementara lainnya terlempar atau hancur.

Theia diperkirakan salah satu di antara embrio planet itu. Namun, karena Bumi dan bulan sangat mirip secara kimiawi, para ilmuwan selama ini kesulitan menentukan dari mana Theia berasal.

Untuk mengungkap asal Theia, para peneliti memeriksa jejak kimia halus di mantel Bumi yang seharusnya tidak ada jika seluruh unsur tersebut sudah menyatu sejak awal. Unsur seperti besi dan molibdenum yang ditemukan di batuan mantel kemungkinan merupakan tanda tangan Theia material yang ikut tersisa setelah tumbukan besar.

Tim meneliti enam sampel bulan Apollo 12 dan 17, 15 batuan Bumi termasuk dari Gunung Kīlauea, serta meteorit dari Antartika. Dengan membandingkan isotop besi, molibdenum, dan zirkonium, mereka menyusun gambaran baru tentang seperti apa Theia.

Dari ratusan simulasi, hanya satu model yang cocok, Theia adalah planet berbatu berinti logam dengan massa 5–10% dari Bumi, dan terbentuk di wilayah tata surya bagian dalam.

Menariknya, model menunjukkan bahwa Bumi dan Theia mengandung materi dari reservoir tata surya bagian dalam yang belum pernah ditemukan dalam meteorit mana pun. Materi ini mungkin terbentuk sangat dekat dengan Matahari atau tidak pernah bertahan sebagai benda bebas.

“Sampel dari Venus atau Merkurius suatu hari nanti mungkin bisa mengungkap materi ini,” ujar Hopp, membuka kemungkinan baru untuk penelitian masa depan. (Nur Amalina)