Curah Hujan Tinggi, Dispertan Mulai Lakukan Imbauan Hingga Pendampingan untuk Cegah Hama

Curah Hujan Tinggi, Dispertan Mulai Lakukan Imbauan Hingga Pendampingan untuk Cegah Hama

Banyuwangi (beritajatim.com) – Dinas pertanian dan pangan (Dispertan) Banyuwangi mulai memberikan imbauan kepada para petani agar lebih waspada memasuki puncak penghujan. Hal tersebut dilakukan, karena curah hujan yang cukup tinggi akan berdampak pada kesehatan tanaman yang menurun.

Diketahui, cuaca lembap dan intensitas hujan yang meningkat menjadi pemicu munculnya hama serta penyakit, terutama pada komoditas hortikultura seperti cabai.

Plt Kepala Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan, sebagai langkah awal menjaga stabilitas produksi pangan di daerah antisipasi terhadap segala cuaca harus dilakukan.

Ilham menjelaskan, intensitas hujan yang tinggi memicu peningkatan populasi hama seperti serangga trips dan penyakit pada buah cabai. Kondisi ini membuat tanaman tidak bisa tumbuh optimal, sehingga produksi menurun dan harga mulai bergerak naik dari sebelumnya di bawah Rp15 ribu, kini mencapai kisaran Rp40 ribu per kilogram.

“Musim hujan ini menyebabkan serangan hama meningkat. Produksi cabai tak bisa maksimal sehingga harga ikut naik,” jelas Ilham saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (22/11/2025).

Untuk menekan dampak tersebut, Dispertan Banyuwangi berkoordinasi dengan kelompok tani di berbagai sentra produksi cabai seperti di Kecamatan Wongsorejo, Sempu, dan Glenmore. Gerakan pengendalian hama akan digencarkan, mulai dari penanganan serangga trips hingga penyakit cacar buah.

“Kami bergerak bersama kelompok tani melakukan pengendalian hama secara terpadu agar produksi tetap terjaga,” ujar Ilham.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Banyuwangi, Ida Larasati, mengimbau para petani untuk lebih memperhatikan kondisi lahan agar tanaman tidak terganggu. Menurutnya, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memperlancar sistem drainase.

“Kalau curah hujan tinggi, selokan atau saluran air perlu dilancarkan agar tidak terjadi genangan. Genangan air dapat merusak pertumbuhan tanaman dan memicu kerontokan,” kata Ida.

Selain drainase, pemberian nutrisi tambahan juga dianjurkan. Ida menyebut penggunaan kalsium boron untuk membantu mencegah kerontokan pada tanaman juga diperlukan.

“Pengawasan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) juga mutlak diperlukan untuk segera melakukan gerakan pengendalian agar tidak meluas,” cetusnya.

Di samping itu, Dispertan Banyuwangi terus melakukan pendampingan kepada petani maupun kelompok tani di berbagai kecamatan. Pendampingan ini mencakup budidaya, penanganan pasca panen, hingga pengendalian hama dan penyakit.

Dengan langkah antisipatif ini, Dispertan Banyuwangi berharap para petani dapat menjaga keberlanjutan produksi di tengah tantangan cuaca ekstrem. Pemerintah daerah memastikan pendampingan teknis akan terus dilakukan selama musim hujan berlangsung. [tar/ian]