Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk Indonesia untuk pulsa handphone menunjukkan tren menurun selama 10 tahun terakhir. Puncak belanja pulsa terjadi pada 2026.
Dilansir dari DataIndonesia, Kamis (20/11/2025) rata-rata, pengeluaran pulsa handphone penduduk Indonesia sepanjang periode 2016-2025 tercatat sebesar Rp16.233 per kapita per bulan untuk wilayah perkotaan dan pedesaan.
Secara rinci, rata-rata pengeluaran pulsa di wilayah perkotaan lebih besar dibandingkan dengan wilayah pedesaan, mencapai Rp19.706 per bulan, sedangkan di wilayah pedesaan sebesar Rp11.915 per bulan. Hal ini menandakan masyarakat di perkotaan lebih gencar dalam berbelanja pulsa.
Pada 2025, rata-rata pengeluaran pulsa di wilayah perkotaan dan pedesaan tercatat sebesar Rp15.285 per kapita per bulan. Angkanya menurun 2,25% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 2024 yang mencapai Rp15.637.
Di wilayah perkotaan saja, pengeluaran pulsa tercatat sebesar Rp17.949 per bulan. Angkanya menurun 2,41% dari Rp18.393 pada 2024. Sementara itu, di wilayah pedesaan, pengeluaran untuk pulsa juga menurun sebesar 2,89%, dari Rp11.711 pada 2024 menjadi Rp11.372 pada 2025.
Jika dibandingkan dengan 2016 atau 10 tahun yang lalu, pengeluaran pulsa penduduk Indonesia di wilayah perkotaan dan pedesaan masih tercatat menurun 31,1%, dari Rp22.182 menjadi Rp15.285 per kapita per bulan.
Di wilayah perkotaan, pengeluaran untuk pulsa menurun 39,7%, dari Rp29.772 menjadi Rp17.949. Sementara di wilayah pedesaan turun 19,6%, dari Rp14.144 menjadi Rp11.372 per kapita per bulan.
Selama periode tersebut, pengeluaran pulsa tertinggi di wilayah perkotaan tercatat pada 2016 sebesar Rp29.772, sedangkan terendah pada 2020 sebesar Rp16.372. Di wilayah pedesaan, pengeluaran tertinggi untuk pulsa juga tercatat pada 2016 sebesar Rp14.144, dan terendah juga terjadi pada 2020 sebesar Rp10.976.
Adapun untuk wilayah perkotaan dan pedesaan, pengeluaran tertinggi terjadi pada 2016 sebesar Rp22.182, sedangkan terendah pada 2020 sebesar Rp13.995.
Bagaimana ARPU Operator
Telkom (TLKM), Indosat (ISAT) dan XLSMART (EXCL) kompak mencatatkan pertumbuhan ARPU pada kuartal III/2025. ARPU tertinggi masih dipegang oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Namun, Indosat dan XLSMART terus mendekat.
Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) ini mempunyai ARPU mobile Rp43.400 khusus pada kuartal III/2025, naik 5,2% dari Rp41.300 pada kuartal sebelumnya.
Operator telekomunikasi lainnya, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) terus menempel Telkomsel pada kinerja ARPU.
Indosat mencatatkan perbaikan ARPU menjadi Rp39.000 pada kuartal III/2025, naik dari Rp38.000 pada kuartal III/2024. Khusus pada kuartal III/2025, ARPU Indosat untuk pertama kalinya menyentuh Rp40.000.
Infomemo Indosat menyebut ARPU seluler (blended) naik 3,5% QoQ sehingga rata-rata 9 bulan 2025 menjadi Rp39.000, naik 4% dibandingkan periode yang sama 2024.
Di sisi lain, EXCL melaporkan ARPU mobile blended sebesar Rp37.800 pada kuartal III/2025, turun secara tahunan dari Rp43.100 tetapi naik secara kuartalan dari Rp34.400.
Pascamerger, EXCL melaporkan pelanggan sebanyak 79,6 juta pada kuartal III/2025, naik 36% YoY dari posisi 58,6 juta. Namun, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, jumlah pelanggan EXCL itu turun 4% (QoQ).
