Cloudflare Error, Lebih dari 4.000 Klien Besar Terdampak

Cloudflare Error, Lebih dari 4.000 Klien Besar Terdampak

Bisnis.com, JAKARTA — Cloudflare, penyedia layanan keamanan dan CDN terkemuka, mengalami outage atau gangguan secara masif pada Selasa (18/11/2025) yang mengganggu layanan internet global. Pada kuartal III/2025, perusahaan melayani sekitar 4.009 klien dengan pendapatan di atas US$100.000.

CEO Cloudflare Matthew Prince mengakui bahwa penyebabnya adalah perubahan izin pada sistem database, yang awalnya disangka sebagai serangan DDoS berskala hiper.

Perubahan tersebut menyebabkan database mengeluarkan entri ganda ke dalam “feature file” yang digunakan oleh sistem Bot Management Cloudflare. File ini, yang mendeskripsikan aktivitas bot berbahaya dan didistribusikan ke infrastruktur routing, membengkak dua kali lipat melebihi batas ukuran yang ditetapkan, sehingga memicu kegagalan perangkat lunak menurut laporan Register.

Prince meminta maaf atas insiden yang disebutnya “tidak dapat diterima”, menekankan bahwa outage seperti ini adalah yang terburuk sejak 2019.

Perusahaan berencana melakukan empat langkah perbaikan: memperkuat ingest file konfigurasi seperti input pengguna, mengaktifkan lebih banyak kill switch global, menghilangkan kemampuan core dumps membanjiri sumber daya, dan meninjau mode kegagalan pada modul proxy inti.

Sementara itu, kerugian akibat outage besar Cloudflare diperkirakan mencapai miliaran dolar AS secara global.

Merujuk pada laporan keuangan perusahaan, pada kuartal III/2025 Cloudflare membukukan pendapatan sebesar US$562 juta atau Rp9,3 triliun, tumbuh 31% secara year-on-year dari US$430 juta pada kuartal III/2024. Cloudflare mempertahankan pola pertumbuhan pendapatan tahunan di atas 30% selama beberapa tahun terakhir.

Total pelanggan berbayar mencapai 295.552, meningkat 33% YoY. Jumlah pelanggan besar (dengan pendapatan tahunan di atas US$100.000) naik 23% YoY menjadi 4.009 klien, berkontribusi pada 73% total pendapatan.

Cloudflare juga melaporkan non-GAAP pendapatan dari operation mencapai US$85,9 juta, dengan non-GAAP operating margin 15%. Beban operasional secara total tetap efisien dengan sales & marketing 36% dari pendapatan, R&D 15%, dan general & administrative 10% dari pendapatan secara non-GAAP.

Cloudflare juga menunjukkan posisi kas yang kuat dengan kas dan setara kas, serta penyelesaian obligasi konversi 2025 dan penerbitan obligasi baru untuk jatuh tempo 2030. Operating cash flow margin terus meningkat sejalan dengan efisiensi dan pertumbuhan skala bisnis.

Cloudflare mengklaim telah memblokir rata-rata 234 miliar ancaman siber setiap hari selama kuartal III/2025.