Indosat Sempurnakan AI Pendeteksi Penipuan, Berharap Mampu Lacak Scam di Whatsapp

Indosat Sempurnakan AI Pendeteksi Penipuan, Berharap Mampu Lacak Scam di Whatsapp

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) akan terus menyempurnakan sistem pelacak penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mereka miliki saat ini. Harapannya ke depan dapat melacak pesan dan panggilan penipuan di aplikasi Whatsapp.  

Executive Vice President Head of Circle Kalisumapa Indosat Swandi Tjia mengatakan saat ini sistem pendeteksi penipuan yang dimiliki perusahaan masih berbasis SMS dan panggilan telepon. Artinya, ketika ada panggilan telepon yang mencurigakan, sistem akan memberi kode berwarna kuning atau merah kepada para pelanggan. 

Sementara itu, penipuan yang melalui aplikasi whatsapp, seperti file penipuan atau pengiriman pesan lewat akun palsu, belum dapat dideteksi. 

Swandi berharap dengan teknologi AI yang mereka miliki, motif penipuan melalui Whatsapp ke depan dapat dicegah. 

“AI ini kan terus belajar terus. Apa yang terjadi dia terus akan apa meng-upgrade yang sesuatu hal yang baru terus,” kata Swandi dalam acara Generasi Anti Scam dan Judi Online: Jalan Cerdas dan Produktif Berselancar Internet di Aula Nuku Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Jumat (14/11/2025).

Dia mengatakan meski saat ini Indosat belum mampu melakukan deteksi dini terhadap pesan dan panggilan penipuan melalui Whatsapp, upaya yang dilakukan sudah cukup efektif dalam menekan praktik penipuan atau scam di digital. 

Sekadar informasi, dalam acara Digitalk, Wakil Rektor I Universitas Khairun Hasan Hamid mengaku identitas pribadinya pernah digunakan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan. 

Pelaku yang memakai foto Hasan, meminta uang senilai Rp6 juta kepada salah satu anggota organisasi yang dipimpin oleh Hasan melalui aplikasi Whatsapp. 

Target yang menerima pesan tersebut tidak melakukan konfirmasi kepada Hasan dan langsung mengirimkan uang kepada pelaku. 

Adapun Indosat saat ini memiliki fitur identifikasi spam dan scam yang dapat diaktifkan langsung dari aplikasi, operator menganalisis setiap panggilan dan pesan secara otomatis tanpa intervensi manusia, lalu memberikan tanda peringatan kepada pelanggan sebelum mereka mengangkat telepon atau membaca pesan berpotensi berbahaya.

Swandi mengatakan sejak fitur tersebut diluncurkan pada Agustus 2025, Indosat telah mengidentifikasi 500 juta adalah spam dan scam dari total trafik SMS dan voice yang mencapai hampir 2 miliar, dengan lebih dari 80 juta pengirim.

“Kemudian dari 110 juta itu terdeteksi itu adalah sebagai SMS scam. Nah, oleh sebab itu kita memblokir pelaku scam di tingkat jaringan,” ujarnya.

Swandi menilai pendekatan proaktif ini penting karena para scammer biasanya mengirim 300 hingga 1.000 pesan penipuan sebelum korban sempat melapor. 

Dia menjelaskan, cara kerja fitur anti-scam tersebut yang memberikan empat kategori warna ketika ada panggilan masuk mulai dari nomor baru aktif, nomor tidak dikenal namun agresif, hingga nomor yang sangat berbahaya dan sering dilaporkan.

“Yang merah inilah yang kadang-kadang orang yang sudah berkali-kali nomor ini sangat melakukan agresif call,” katanya. 

Indosat mencatat penggunaan fitur ini turut menekan laporan masyarakat yakni kurang lebih 600 hingga 800 laporan ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) per bulan. Indosat juga memperkuat edukasi melalui jaringan penjualan yang mencapai dua juta titik di seluruh Indonesia, agar pelanggan mengaktifkan fitur anti-scam di aplikasi.

Sistem anti-scam ini tersedia di aplikasi myIM3 dan Bima+, dengan dua fitur utama: SATSPAM dan SATSPAM+. 

Pelanggan dengan paket di atas Rp50.000 mendapatkan laporan lengkap, sementara paket di bawahnya tetap memperoleh deteksi dasar. Program ini merupakan bagian dari inisiatif “Aivolusi 5G”, yang menggabungkan jaringan 5G dengan kecerdasan buatan untuk meningkatkan keamanan digital pelanggan.

Selain itu, upaya mitigasi ini menjadi bagian dari kerja sama lintas sektor bersama Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komdigi, serta organisasi internasional seperti GASA dan GSMA Task Force.