Surabaya (beritajatim.com) – Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono, memberikan kabar terbaru mengenai rencana pembangunan kembali Gedung Negara Grahadi sisi Barat. Ini setelah dibakar massa perusuh pada 30 Agustus 2025.
Pembangunan tersebut saat ini menghadapi kendala pasokan bahan baku, yang harus memenuhi standar originalitas cagar budaya.
Adhy menjelaskan bahwa pembangunan, yang dialokasikan anggarannya melalui Bantuan Tak Terduga (BTT), terhambat oleh kebutuhan akan material khusus.
”Pihak cagar budaya memutuskan bahwa harus kembali dibangun dengan originalitas, terutama adalah bahan bangunan kayu jati yang diameter dan panjangnya di luar yang ada di pasaran,” kata Adhy kepada wartawan saat acara BPBD Jatim di Surabaya, Rabu (12/11/2025).
Menurut dia, pengadaan kayu jati yang disyaratkan membutuhkan waktu lama. Kayu tersebut harus diperoleh dari Perhutani, melalui proses penebangan pohon khusus, dan kemudian melalui proses pengeringan yang memakan waktu berbulan-bulan.
Selain kayu jati, kendala lain adalah material pengecatan. Cat pemutih yang digunakan di Grahadi sisi Barat adalah cat khusus dari Jerman yang bersifat anti-luntur dan tahan kelembaban, diyakini dibawa oleh Belanda di masa lampau.
Adhy mengaku ingin mempercepat pembangunan. Namun, ia harus mematuhi masukan dari Tim Cagar Budaya. ”Kami dihadapkan dengan kondisi harus kembali membangun originalitas dengan hitungan-hitungannya dan itu memerlukan waktu,” tegasnya.
Karena keterbatasan waktu pengadaan bahan, proses penunjukan langsung atau pengadaan baru bisa dilakukan pada Januari 2026. Anggaran yang dialokasikan sebelumnya sekitar Rp9 miliar, kini diperkirakan akan membengkak karena hitungan ulang biaya material khusus tersebut. [tok/suf]
