Bisnis.com, JAKARTA— Intel tengah mengambil langkah hukum terhadap mantan insinyur perangkat lunaknya, Jinfeng Luo yang diduga membawa kabur sekitar 18.000 file rahasia dari sistem internal perusahaan setelah menerima surat pemutusan hubungan (PHK) kerja pada Juli 2025.
Melansir laman Cyber Press pada Selasa (11/11/2025) Luo, yang bergabung dengan Intel pada 2014 dan bekerja dari Seattle, diberitahu mengenai pemutusan kontraknya pada 7 Juli, sementara masa kerjanya secara resmi berakhir pada 31 Juli.
Waktu tersebut bertepatan dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran Intel yang berdampak pada lebih dari 15.000 karyawan di berbagai negara.
Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal Washington, Intel menjelaskan Luo melakukan dua upaya berbeda untuk menyalin dokumen internal. Pada 23 Juli, dia mencoba memindahkan file ke hard drive eksternal, namun sistem keamanan Intel berhasil menggagalkan aksi tersebut.
Lima hari kemudian, pada 28 Juli, Luo kembali mencoba dengan perangkat penyimpanan lain dan kali ini berhasil mengunduh ribuan file sensitif sebelum protokol keamanan dapat menghentikannya.
Dokumen yang dicuri tersebut dilaporkan memiliki label “Top Secret,” menandakan isinya masuk kategori sangat rahasia dan tunduk pada regulasi keamanan federal serta standar kerahasiaan internal Intel.
Setelah insiden itu, perusahaan menghabiskan berbulan-bulan mencoba menghubungi Luo di rumahnya di Seattle dan dua alamat lain di wilayah Portland, namun tidak memperoleh respons.
Intel kemudian memutuskan untuk menempuh jalur hukum, meminta ganti rugi minimum US$250.000, biaya hukum, serta perintah pengadilan untuk mencegah Luo menyebarkan atau menggunakan informasi yang dicuri. Hingga berita ini ditulis, keberadaan Luo tidak diketahui, dan Intel menolak memberi komentar tambahan karena kasus masih berjalan.
