Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS menggunakan pendekatan berbasis teknologi digital dan kecerdasan buatan untuk mendukung kegiatan Sensus Ekonomi 2026 yang rencananya dimulai pada Mei tahun depan.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa hajatan sensus ekonomi yang digelar setiap 10 tahun bertujuan untuk memotret seluruh aktivitas ekonomi di Indonesia secara lengkap, dari usaha mikro hingga perusahaan besar dan multinasional.
“Berbeda dari sensus ekonomi sebelumnya, SE 2026 akan menerapkan teknologi digital, geospasial, dan kecerdasan buatan [artificial intelligence/AI] dalam satu sensus untuk pertama kalinya,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital tersebut sebagai respons aktif untuk menjawab perkembangan zaman yang menuntut data ekonomi dapat disajikan lebih cepat, akurat, dan relevan.
Dia menjelaskan perkembangan ekonomi digital dan dinamika dunia usaha yang begitu tinggi menuntut metode pengumpulan data menjadi lebih modern.
“Kami kemudian berinovasi dengan memanfaatkan teknologi agar hasil sensus lebih efisien, akurat, dan mudah diakses oleh pembuat kebijakan maupun pelaku ekonomi,” katanya.
Dalam kegiatan sensus ekonomi yang akan mulai digelar pada Mei 2026, nantinya setiap petugas tidak hanya membawa kuisioner dalam bentuk kertas. Mereka juga akan dibekali perangkat teknologi yang terhubung langsung dengan sistem pusat yang dijaga keamanan data.
Aplikasi pengisian sensus secara digital tersebut dilengkapi dengan fitur validasi yang mampu meminimalkan kesalahan input dan memungkinkan pemeriksaan data secara real time.
“Data yang dikirim ke server pusat dapat langsung dianalisis untuk mendeteksi anomali atau inkonsistensi, sehingga mempercepat proses pengolahan dan memastikan kualitas data tetap terjaga,” kata Amalia.
BPS juga memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk usaha skala besar dalam mengisi data sensus ekonomi.
Responden Sensus Ekonomi 2026 menyediakan fasilitas self-enumeration, di mana responden usaha dapat memberikan isian melalui link website yang telah disediakan, yang dikirimkan melalui email oleh BPS.
“Responden dapat mengisi dengan lebih nyaman, mudah, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa harus menunggu kedatangan petugas pendataan,” katanya.
Potret Perekonomian Nasional
BPS akan menggelar Sensus Ekonomi 2026 yang dimulai secara serentak pada Mei hingga Juli 2026. Kegiatan tersebut dinilai penting untuk memotret kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Agenda sensus ekonomi tahun depan memiliki makna strategis karena hasil dari kegiatan itu menjadi kerangka dalam penyusunan kebijakan negara ke depan.
Hasil dari kegiatan sensus tersebut dapat menjadi pijakan utama dalam mendukung perumusan arah pembangunan menuju tercapainya Visi Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang maju, berdaya saing, dan berkeadilan.
Kegiatan sensus ekonomi nantinya menjadi sumber data komprehensif dalam menggambarkan seluruh aktivitas ekonomi selain pertanian, instansi pemerintah, dan aktivitas yang dilakukan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, mencakup berbagai skala usaha mulai dari usaha mikro dan kecil hingga usaha menengah dan besar (korporasi).
Melalui kegiatan sensus ekonomi nantinya akan diperoleh informasi yang mendalam mengenai struktur ekonomi, karakteristik usaha, serta perkembangan ekonomi digital, ekonomi kreatif, dan ekonomi lingkungan.
Kegiatan sensus ekonomi tahun depan menjadi instrumen penting dalam mendukung perencanaan pembangunan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis data akurat. (*)
