Jakarta –
Konsumsi gula berlebihan dikaitkan dengan penyakit diabetes. Sayangnya, banyak orang yang tak sadar jika sudah mengonsumsi gula melebihi batas yang dianjurkan.
Spesialis Penyakit dalam Brawijaya Hospital, dr Erpryta Nurdia Tetrasiwi, SpPD, mengatakan, skrining kesehatan penting dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya dampak konsumsi gula berlebih. Dengan mengetahui kadar gula darah, maka pola hidup yang sebelumnya mungkin tidak sehat bisa langsung diubah.
“Kalau masalah gula harus cek lab, tentu saja. Tidak hanya gula sewaktu, jadi harus diagnosis untuk diabetes mellitus itu, paling tidak ada gula darah puasa, atau namanya HbA1c, ya itu adalah rata kadar gula darah 2-3 bulan terakhir, dimana kita jadi tahu, ‘oh saya ini aman gak sih?’ Atau saya masuk ke prediabetes, atau saya sudah diabetes, seperti itu,” kata dr Erpryta dalam acara detikcom Leaders Forum, Jumat (31/10/2025).
Setelah melakukan pengecekan kadar gula darah, kesadaran diri akan muncul. Dari sanalah seseorang bisa memulai untuk membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat. Menurut dr Erpryta, salah satu hal yang paling utama dari pencegahan penyakit tidak menular adalah lifestyle modification.
“Dari pertama adalah diet. Diet itu bukan berarti tidak makan, tapi tahu apa yang dimakan,” tutur dr Erpryta.
Penting untuk mengetahui asupan gula yang dianjurkan. Kementerian Kesehatan menyarankan batas konsumsi gula garam dan lemak yakni 50 gram per hari atau setara dengan 4 sendok makan.
Pencegahan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah melakukan aktivitas fisik. Olahraga yang disarankan yaitu 3 sampai 5 kali seminggu, dengan durasi 30 menit- sampai 45 menit.
“Kalau bisa paling tidak 150 menit sehari. Dan ini ada catatannya, kalau memungkinkan jangan ada jeda 2 hari berturut-turut, misalnya hari ini olahraga, hari ini olahraga, besok istirahat bentar, boleh deh, tapi kalau bisa usahakan besok olahraga lagi. Seperti itu, dan jangan lupa untuk re-evaluasi berkala, karena kalau sekali doang ya percuma,” dr Erpryta mengingatkan.
dr Erpryta bercerita, banyak pasien yang datang untuk memeriksakan kadar gula darah berkala, tapi tidak memerhatikan hasilnya. Mereka menganggap prosedur tersebut hanya formalitas semata. Ketika sadar, dirinya sudah prediabetes.
“Jadi ini akumulasi, jadi semakin dini kita mengetahui, semakin kita bisa lifestyle modification, semakin kita bisa insya Allah hidup sehat,” pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(elk/up)
