Airlangga Pastikan Indonesia Lanjutkan Negosiasi Tarif dengan AS Usai KTT APEC 2025

Airlangga Pastikan Indonesia Lanjutkan Negosiasi Tarif dengan AS Usai KTT APEC 2025

Bisnis.com, GYEONGJU — Pemerintah Indonesia akan melanjutkan negosiasi tarif perdagangan dengan Amerika Serikat setelah berakhirnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon, Jumat (31/10/2025).

Airlangga menegaskan bahwa negosiasi dagang dengan Washington menjadi agenda lanjutan penting, terutama untuk memperjuangkan penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif bagi sejumlah komoditas unggulan Indonesia.

“Negosiasi dengan Amerika kita akan lanjutkan sesudah APEC ini. Komoditas yang di-nol-kan hampir sama dengan Malaysia, yaitu yang tidak bisa diproduksi Amerika Serikat seperti sawit, kakao, karet, dan lainnya,” ujar Airlangga di sela pertemuan.

Menurutnya, pembahasan juga mencakup sektor logam tanah jarang (rare earth elements) dan mineral kritis (critical minerals), yang kini menjadi fokus kerja sama baru antara kedua negara.

“Critical mineral pembahasan sendiri, terkait dengan supply chain, dan dalam joint statement kita sebutnya sebagai industrial communities,” ungkapnya.

Langkah diplomasi ekonomi ini disebut sejalan dengan upaya pemerintah memperluas akses pasar bagi produk hilirisasi dan sektor pertanian strategis Indonesia di tengah ketidakpastian global dan meningkatnya tensi geopolitik.

Airlangga menjelaskan bahwa negosiasi tarif dagang tidak hanya bertujuan menurunkan bea masuk, tetapi juga menghapus hambatan non-tarif yang sering kali lebih berpengaruh terhadap kelancaran ekspor Indonesia ke pasar Amerika. 

“Yang [tariff] 19 persen itu sudah final, jadi tinggal mencari komoditas-komoditas yang dikecualikan. Dan yang kedua, yang paling banyak bukan mengenai tarif, tapi non-tariff barrier,” tegas Airlangga.