Jakarta –
Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus dapat muncul mendadak dan menyebabkan kerusakan organ vital bila tidak segera ditangani. Kondisi ini terjadi saat sistem imun terlalu aktif, sehingga pengenalan gejala dan penanganan cepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi serius.
Salah satu fase paling berisiko dari lupus adalah flare, yakni ketika gejala yang sempat mereda tiba-tiba kambuh dan bisa lebih parah dari sebelumnya.
Meski awalnya tampak ringan seperti rasa lelah atau nyeri sendi, flare yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi serangan sistemik yang mengancam keselamatan jiwa.
Penanganan cepat oleh dokter spesialis, khususnya di IGD, sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa penderita lupus.
Di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Lebak Bulus, tersedia dokter penyakit dalam yang siaga 24 jam dan berpengalaman menangani autoimun, termasuk dr. Prasna Pramita, Sp.PD, K-AI, MARS, FINASIM yang turut menjelaskan pemicu serta gejala flare lupus yang perlu diwaspadai.
Flare pada lupus terjadi ketika sistem imun menjadi hiperaktif dan keliru mengenali jaringan tubuh sendiri sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh justru menyerang dirinya sendiri, memicu gejala yang bisa memburuk secara tiba-tiba.
“Pemicu flare sangat beragam, mulai dari stres fisik atau emosional, paparan sinar matahari, infeksi, kehamilan, konsumsi obat tanpa pengawasan, hingga ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat yang diresepkan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).
Dokter Prasna menyoroti sejumlah gejala lupus yang memerlukan penanganan medis segera, seperti demam tinggi tanpa sebab jelas, nyeri sendi disertai bengkak, ruam merah di wajah atau tubuh, sesak nafas, nyeri dada, kelelahan ekstrem, penurunan kesadaran, kejang, serta pembengkakan akibat gangguan ginjal.
“Segera cari pertolongan medis agar kondisi tidak berkembang menjadi kerusakan organ yang membahayakan jiwa,” tambahnya.
Penanganan cepat saat flare lupus sangat penting untuk melindungi fungsi organ vital seperti ginjal, paru, dan otak, mencegah risiko cuci darah dan perawatan intensif, serta menjaga stabilitas kondisi dan kualitas hidup jangka panjang.
Karena itu, pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang tepat. Layanan Emergency Mayapada Hospital Jakarta Selatan didukung dokter spesialis penyakit dalam yang siaga 24 jam untuk menangani berbagai kebutuhan medis.
Penanganan lanjutan pada pasien lupus juga dapat dilakukan dengan berkoordinasi bersama dokter subspesialis ginjal (nefrologi), muskuloskeletal (reumatologi), dan paru (pulmonologi), didukung fasilitas laboratorium dan radiologi cepat, terapi imunosupresif dan steroid dosis tinggi, bila diperlukan.
Dalam kondisi darurat, masyarakat dapat menghubungi 150990 atau menggunakan fitur emergency call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk memesan konsultasi dokter kapan saja dan di mana saja.
Selain itu, MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips seputar layanan kesehatan, serta Personal Health yang terintegrasi dengan Health Access dan Google Fit untuk memantau aktivitas harian seperti jumlah langkah, kalori terbakar, detak jantung, dan Body Mass Index (BMI).
(anl/anl)
