Bisnis.com, JAKARTA — Startup kuliner berbasis cloud kitchen atau virtual restaurant, Hangry mengumumkan perolehan pendanaan sebesar US$10,5 juta atau sekitar Rp174 miliar (kurs Rp16.598 per dolar AS) dalam putaran Seri A5 yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures.
Dana hasil pendanaan terbaru ini akan digunakan untuk memperluas jaringan operasional, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperkuat infrastruktur dan peralatan dapur agar setiap gerai mampu melayani volume pesanan yang lebih tinggi dengan kualitas dan pengalaman pelanggan yang konsisten.
Selain fokus pada peningkatan efisiensi, Hangry juga berinvestasi dalam inovasi produk guna menjaga kualitas dan kepuasan konsumen. Setiap brand di bawah naungan Hangry terus melakukan penyempurnaan resep dan proses untuk meningkatkan cita rasa serta tekstur makanan.
“Konsumen Indonesia kini menginginkan dua hal sekaligus: kualitas dan keterjangkauan, itulah celah yang diisi oleh Hangry. Konsep restoran multi-brand virtual kami memungkinkan setiap pesanan untuk disajikan dengan efisien tanpa mengorbankan harga maupun rasa,” kata Pendiri dan CEO Hangry Abraham Viktor dalam keterangan resmi pada Rabu (22/10/2025).
Abraham melanjutkan Hangry juga tengah mempersiapkan ekspansi internasional, dengan Malaysia menjadi pasar luar negeri pertamanya. Dia menyebut portofolio Hangry terus mendapat sambutan positif karena mampu menghadirkan variasi menu berkualitas dengan harga mulai dari US$1 atau sekitar Rp16.598.
Dari total 18 merek yang dioperasikan, Hangry memiliki 17 brand yang berfokus pada olahan ayam dengan berbagai konsep, mulai dari ayam goreng bergaya lokal hingga internasional. Satu-satunya brand non-ayam adalah Dari Pada, yang menawarkan menu kopi dan minuman.
Beberapa merek andalan seperti Moon Chicken, Ayam Mak Dura, dan Ayam Koplo menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan.
“Di tengah tekanan ekonomi dan menurunnya daya beli, makanansederhana yang memberi rasa nyaman seperti ayam menjadisemakin penting; baik sebagai santapan sehari-hari maupunsebagai bentuk comfort food yang menghadirkan keakraban dan kebahagiaan kecil di tengah rutinitas harian,” kata Abraham.
Dalam operasionalnya, Hangry mengandalkan model bisnis berbasis dapur efisien dan dapat diskalakan. Setiap gerai mengelola beberapa brand dalam satu alur produksi, memungkinkan perusahaan memproduksi lebih dari 1.000 porsi per hari per outlet dengan biaya operasional yang efisien dan kualitas yang tetap konsisten.
Sementara itu, Co-Founder & General Partner Alpha JWC Ventures, Chandra Tjan, menilai Hangry telah menunjukkan kemampuan eksekusi yang luar biasa dalam membangun platform F&B yang efisien dan dapat dikembangkan lebih luas.
“Pemahaman mendalam mereka terhadap konsumen Indonesia menempatkan Hangry dalam posisi kuat untuk menjadi pemimpin di fase pertumbuhan berikutnya,” katanya.
