Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Blitar tengah berpacu dengan waktu untuk memastikan keamanan pangan dalam program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebanyak 10 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi dapur utama program ini, kini sedang dalam proses akhir mendapatkan Sertifikat Layak Higiene Sanitasi (SLHS).
Targetnya, seluruh sertifikat tersebut harus sudah terbit paling lambat akhir Oktober 2025. Batas waktu ini dipasang karena 10 dapur MBG tersebut telah beroperasi dan sudah memproduksi makanan untuk siswa, ibu hamil serta menyusuai.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Blitar, Heru Eko Pramono, menjelaskan bahwa proses sertifikasi ini melibatkan tahapan yang ketat. Tim satgas bersama dinas terkait saat ini sedang melakukan pengecekan akhir kelengkapan izin, inspeksi kesehatan lingkungan (IKL), serta verifikasi standar sanitasi.
Namun, bagian paling krusial yang masih ditunggu adalah hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan. Sampel makanan yang diuji laboratorium itu diambil dari 10 dapur MBG tersebut.
Siswa di Kota Blitar mengambil makanan bergizi gratis. (foto: Winanto/beritajatim.com)
“Kini tinggal proses evaluasi oleh tim dan ada sebagian yang masih menunggu hasil sampel makanan. Prosesnya memang membutuhkan waktu karena harus ditanam di media untuk melihat ada tidaknya kuman,” terang Heru Eko Pramono, Rabu (22/10/2025).
Heru menegaskan, penerbitan SLHS tidak bisa instan karena membutuhkan evaluasi teknis yang detail. Pengujian sampel di laboratorium vital untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri maupun kuman yang berpotensi membahayakan kesehatan para penerima manfaat program MBG.
Langkah ini diperkuat dengan kesiapan sumber daya manusia. Menurut Heru, seluruh penjamah makanan di 10 SPPG tersebut telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) khusus mengenai higiene sanitasi.
“Dari hasil diklat tahap awal, 100 persen peserta dinyatakan lulus dan siap menerapkan standar kebersihan pangan di lapangan,” ujarnya.
Dengan tenggat waktu yang semakin dekat, Pemkot Blitar optimistis seluruh proses dapat rampung. Sehingga kualitas makanan yang dihasilkan oleh dapur MBG tersebut bisa lebih terjamin.
“Kami ingin memastikan seluruh makanan yang disajikan dalam program MBG benar-benar aman, higienis, dan layak konsumsi,” tegas Heru.
Penerbitan SLHS ini diharapkan dapat menjadi benteng utama untuk mencegah terjadinya kasus keracunan makanan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat yang menerima program MBG. (owi/but)
