Bisnis.com, JAKARTA – Amazon Web Services (AWS) memulihkan layanannya setelah mengalami gangguan selama 15 jam yang mengacaukan ratusan platform global.
Dalam pembaruan di dashboard status layanan yang dikutip dari Bloomberg pada Selasa (21/10/2025), unit milik Amazon.com Inc. itu menyebut seluruh operasionalnya telah kembali normal sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Gangguan AWS yang meliputi layanan penyimpanan data, daya komputasi, hingga infrastruktur digital lainnya, berdampak luas pada berbagai situs dan aplikasi di seluruh dunia.
Berdasarkan data Downdetector, gangguan dialami oleh ratusan platform besar, mulai dari Venmo dan Robinhood Markets Inc., layanan musik dan TV milik Apple Inc., perusahaan perangkat lunak seperti Zoom Communications Inc., Salesforce Inc., dan Snowflake Inc., hingga jaringan restoran cepat saji McDonald’s Corp. dan pengembang gim Epic Games Inc.
Bahkan layanan internal Amazon sendiri, seperti asisten pintar Alexa dan sistem keamanan rumah Ring, turut terdampak.
Menurut Corey Quinn, Kepala Ekonom Cloud di Duckbill Group, gangguan kali ini kemungkinan merupakan yang terburuk bagi AWS sejak insiden besar pada Desember 2021.
“Pertanyaannya, apakah ini gangguan besar lainnya? Atau justru karena kita kini makin saling terhubung dan terlalu bergantung pada Amazon?” ujarnya.
AWS menjelaskan gangguan disebabkan oleh malfungsi pada direktori digital di layanan basis data utama, yang memicu efek domino ketika perangkat lunak lain tidak dapat mengakses data yang tersimpan di sistem tersebut.
Masalah ini terutama berdampak pada pusat data AWS di wilayah Pantai Timur AS — klaster terbesar milik perusahaan itu.
Setelah penyebab utama ditemukan dan diperbaiki, para insinyur AWS mendapati bahwa sejumlah subsistem lain, termasuk yang digunakan pelanggan untuk meluncurkan server sewaan baru, ikut terpengaruh oleh gangguan basis data tersebut.
Meski sebagian besar gangguan teknologi besar biasanya dapat dipulihkan dengan cepat, insiden ini menunjukkan rapuhnya sistem digital global yang saling terhubung.
Gangguan pada satu perusahaan dapat menimbulkan efek domino yang signifikan. Tahun lalu, misalnya, pembaruan perangkat lunak yang salah di perusahaan keamanan siber CrowdStrike Holdings Inc. menyebabkan sistem di berbagai negara lumpuh dan kerugian bernilai miliaran dolar.
Gangguan besar AWS pada 2021 sebelumnya juga berdampak luas, mulai dari taman hiburan Disney, layanan Netflix, hingga penjualan tiket konser Adele.
Kala itu, Amazon mengungkapkan bahwa program otomatis yang dirancang untuk meningkatkan keandalan jaringan justru menyebabkan perilaku aneh di banyak sistem dan lonjakan aktivitas di jaringan AWS yang membuat pengguna tidak bisa mengakses sejumlah layanan.