Menurut Prabowo, kebanyakan pejabat justru berlomba-lomba menghabiskan sisa anggaran menjelang akhir tahun, bukan mengembalikannya.
“Biasanya mulai November, pejabat menghabis-habiskan uang, mencari kegiatan untuk anggaran dihabiskan,” tambahnya.
Karena itu, langkah Dadan Hindayana dianggap antitesis dari kebiasaan lama birokrasi, dan menjadi teladan baru bagi pengelolaan keuangan negara yang bersih.
Presiden Prabowo memastikan, dana sebesar Rp70 triliun yang dikembalikan itu tidak akan dibiarkan mengendap.
Pemerintah, katanya, akan menyalurkan kembali dana tersebut untuk kesejahteraan masyarakat.
“Sehingga Rp70 triliun ini kita bisa banyak gunakan untuk bantu orang yang susah, bantu desa-desa, bantu nelayan, bantu semua yang membutuhkan,” jelas Prabowo.
Ia menyebut langkah Dadan Hindayana bukan hanya menunjukkan integritas pribadi, tetapi juga jiwa patriot sejati.
“Angka Rp70 triliun itu setara dengan 4 miliar dolar. Jumlah yang sangat besar dan jarang sekali dikembalikan. Ini contoh nyata dari pengalaman dan integritas dalam pengelolaan keuangan negara,” tandasnya.
Untuk diketahui, sebelum pengembalian itu, Kementerian Keuangan menyoroti serapan anggaran Rp71 triliun yang sudah ada di dalam pagu APBN 2025. Per 3 Oktober 2025, serapan anggaran MBG sebesar Rp 20,6 triliun. Ini setara dengan 29% dari pagu Rp71 triliun.
Menkeu Purbaya menilai program MBG ini sangat bagus, sehingga dia sebagai Menteri Keuangan harus mendorong serapannya.
“Ini kan Oktober, akan saya lihat sampai akhir Oktober…Nah kita akan pastikan dia (BGN) bisa menyerap dengan baik Rp 71 triliun sampai akhir tahun,” kata Purbaya.
