Bisnis.com, SINGAPURA — Di tengah meningkatnya permintaan manajemen termal dari komputasi kinerja tinggi (HPC) dan kecerdasan buatan (AI) yang menuntut server berkinerja tinggi dan berisiko menghasilkan panas ekstrem, industri data center kini menyambut era baru teknologi pendinginan.
Inovasi liquid cooling (pendinginan cairan), mulai dicanangkan. Pengenalan teknologi ini tidak hanya menjanjikan peningkatan efisiensi energi dan menekan jejak karbon secara signifikan, tetapi juga memungkinkan pengembangan kepadatan komputasi yang jauh lebih tinggi.
Schneider Electric menjadi perusahaan yang mengembangkan inovasi liquid cooling. Vice President of Sales at Motivair Schneider Electric, Andrew Whitmore menjelaskan bahwa pusat data dengan kepadatan tinggi melepaskan panas yang cukup tinggi ke atmosfer yang berasal dari setiap chip di setiap nanosecond.
Untuk itu, adopsi liquid cooling diperlukan dalam rangka menjawab persoalan tersebut. Andrew menyebut portfolio lengkap pendinginan berbasis cairan dan udara yang diluncurkan Motivair by Schneider Electric mencakup CDU, RDHx, HDU, dynamic cold plates, chillers, dan lainnya, serta perangkat lunak dan layanan pendukung.
“Infrastruktur cooling kritikal diperlukan untuk memastikan komputernya selalu beroperasi dan menghasilkan token AI di dalam data center,” jelasnya saat ditemui di agenda Tech Week, Sands Expo & Convention di Singapura, Kamis (9/10/2025).
Dalam laporannya, sistem pendingin dapat memangkas hingga 40% dari total konsumsi daya sebuah pusat data. Teknologi liquid cooling mampu menghilangkan panas hingga 3.000 kali lebih efektif dan efisien dibandingkan sistem pendinginan berbasis udara (air cooling), karena panas ditangkap langsung dari tingkat chip.
Meski demikian, Andrew menyebut penerapan sistem liquid cooling masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya yakni memastikan kualitas air yang akan menjadi komponen utama dalam proses pendinginan.
“Adopsi liquid cooling telah menghadapi sedikit disrupsi, tapi kebanyakan [disrupsi itu datang dari] sisi operasional, di operasi prosedur, operasi standar di data center. Salah satunya, kualitas air [perlu menjadi perhatian agar] bagaimana kita menjaga sistem komputasi,” ujarnya.
Era Transisi Air Cooling ke Liquid Cooling
Meskipun inovasi liquid cooling resmi diluncurkan, migrasi penuh sistem pendinginan dari air cooling (pendinginan berbasis udara) ke liquid cooling (pendinginan berbasis cairan) pusat data diproyeksi belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Andrew menyebut, saat ini industri data center masih menerapkan sistem pendinginan secara hybrid baik menggunakan air cooling dan liquid cooling.
Untuk itu, dia menyebut infrastruktur pendingin menjadi salah satu komponen penting dalam pengembangan data center.
“Jadi, kita melihat transisi mulai terjadi. Di mana menggunakan banyak pusat data telah menggunakan computer room air handling units (sistem penyejuk udara) yang didukung pendinginannya dengan air dingin,” jelasnya.
Meski demikian, Andrew menyebut proses transisi dari penggunaan sistem pendingin berbasis udara ke sistem pendingin berbasis cairan akan memiliki progres signifikan setiap tahunnya.
