Pentingnya Terapi Lanjutan untuk Memperpanjang Masa Remisi Kanker Ovarium

Pentingnya Terapi Lanjutan untuk Memperpanjang Masa Remisi Kanker Ovarium

Jakarta

Kanker ovarium masih menjadi penyakit yang menghantui perempuan di Indonesia. Gejala awal yang tidak spesifik membuat sebagian besar pasien terdiagnosis di stadium lanjut.

Bahkan setelah menjalani operasi dan kemoterapi, tingkat kekambuhan kanker ovarium tetap tinggi dalam tiga tahu pertama.

“Risiko kekambuhan setelah kemoterapi awal pun sangat tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran pasien terhadap proses pengobatan lanjutan sangatlah penting agar penanganan dapat dilakukan secara tepat,” kata spesialis obstetri dan ginekologi konsultan onkologi dr Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk, dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025).

Keberhasilan jangka panjang bergantung pada beberapa langkah, termasuk pembedahan dengan prinsip zero residu (tidak ada sisa tumor yang tampak) dan kemoterapi. amun, yang terpenting adalah Terapi Pemeliharaan (Maintenance Therapy). Terapi ini sudah direkomendasikan sebagai standar perawatan oleh pedoman internasional untuk pasien kanker ovarium stadium lanjut.

Menentukan Terapi yang Tepat

Penentuan terapi lanjutan bergantung pada pemeriksaan genetik:

Pemeriksaan HRD (Homologous Recombination Deficiency) dan BRCA direkomendasikan sedini mungkin setelah operasi.

Sekitar 50% pasien stadium lanjut memiliki status HRD-positif. Status ini menjadi penanda biologis penting untuk menentukan kelayakan pasien menjalani terapi berbasis PARP inhibitor, seperti Olaparib.

Dengan pemahaman dan akses yang lebih baik terhadap pemeriksaan HRD serta pemanfaatan maintenance therapy, diharapkan lebih banyak pasien kanker ovarium di Indonesia dapat memperpanjang masa bebas penyakit dan meraih kualitas hidup yang lebih baik.

(kna/kna)