Imbas Insiden Al Khoziny, Pemkab Ponorogo Bakal Asesmen Bangunan Ponpes

Imbas Insiden Al Khoziny, Pemkab Ponorogo Bakal Asesmen Bangunan Ponpes

Ponorogo (beritajatim.com) – Tragedi robohnya bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan berbasis pesantren. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo bergerak cepat dengan menyiapkan langkah preventif berupa asesmen menyeluruh terhadap bangunan pondok pesantren di wilayahnya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, kebijakan ini ditempuh untuk memastikan seluruh pondok di Ponorogo memiliki bangunan yang aman dan layak huni. Program asesmen akan melibatkan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo.

“Kami tidak ingin seperti Al Khoziny terulang di mana-mana, maka kemudian setiap pesantren akan didampingi Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri Sancoko, Senin (6/10/2025).

Menurutnya, pendampingan tersebut bertujuan untuk mengetahui kekuatan fisik bangunan pesantren, baik yang sudah berdiri lama maupun yang baru akan dibangun. DPUPKP akan melakukan kajian teknis terhadap struktur bangunan agar potensi kerusakan bisa diidentifikasi lebih awal.

“Dinas PUPKP akan mengumpulkan pengasuh ponpes yang di Ponorogo ini ada ratusan. Akan kita sosialisasikan asesmen ini ke para pengasuh,” jelas Kang Giri.

Hasil asesmen nantinya akan menjadi acuan bagi pihak pesantren dalam menindaklanjuti rekomendasi perbaikan. Langkah ini diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada orang tua santri sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan pesantren.

Bupati Sugiri menjelaskan, program asesmen tersebut akan dijalankan dengan mekanisme yang mirip akreditasi kampus, namun fokus pada aspek keamanan bangunan dan kesiapsiagaan bencana.

“Kami harus mulai dulu di Ponorogo, agar kemudian pesantren mencitrakan yang baik. Baik untuk menuntut ilmu maupun baik bangunan yang akan dipakai oleh santri,” katanya.

Selain penilaian struktur fisik, Pemkab Ponorogo juga mendorong setiap pesantren untuk memiliki sistem mitigasi bencana yang memadai. Kang Giri mencontohkan pentingnya keberadaan hydrant atau alat pemadam api ringan (APAR) di lingkungan pondok sebagai langkah antisipatif.

“Akan kita sampaikan bersama-sama untuk Ponorogo yang lebih baik lagi,” pungkasnya. [end/beq]