Bisnis.com, JAKARTA— Tak sedikit orang punya kebiasaan mengisi daya ponsel semalaman agar saat bangun pagi baterainya penuh 100%. Padahal, kebiasaan tersebut dapat membuat umur baterai lebih cepat menurun.
Melansir laman Huffpost pada Minggu (5/10/2025), Direktur Electrochemical Engine Center di Penn State University Chao-Yang Wang mengatakan, baterai ponsel akan lebih cepat rusak jika sering diisi hingga penuh.
Dia menjelaskan, semakin sering ponsel berada dalam kondisi baterai 100% dan tetap terhubung ke charger, maka semakin tinggi pula tegangan yang ditahan oleh baterai. Kondisi ini membuat komponen di dalam baterai mengalami penuaan kimia lebih cepat.
Wang menambahkan, jika seseorang terus-menerus mengisi daya ponselnya hingga 100%, baterai bisa menurun sekitar 10–15% lebih cepat sepanjang umur pemakaian dibandingkan jika hanya diisi hingga 90%. Meski selisihnya tidak terlalu besar, dampaknya tetap terasa dalam jangka panjang.
Hal serupa juga disampaikan oleh profesor di New Jersey Institute of Technology Dibakar Datta. Dia mengatakan, membiarkan ponsel terus tercolok ke charger setelah penuh akan mempercepat proses penurunan kualitas baterai karena tegangan tinggi membuat baterai bekerja lebih berat.
Namun, hal ini bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali mengisi baterai sampai penuh. Semua kembali pada kebutuhan. Kalau Anda akan beraktivitas seharian penuh, bepergian jauh, atau membutuhkan daya tahan baterai lebih lama, tidak masalah jika sesekali mengisi daya hingga 100%.
Sebaliknya, jika Anda hanya beraktivitas di rumah atau tidak terlalu bergantung pada ponsel, mengisi daya hingga 85% atau 90% saja sudah cukup dan justru bisa membantu menjaga umur baterai lebih lama.
Datta juga mengingatkan untuk tidak menunggu sampai baterai benar-benar habis sebelum mengisi ulang. Idealnya, ponsel sudah mulai diisi ketika daya tersisa sekitar 20%.
Jika sering dibiarkan sampai 0%, baterai bisa kehilangan kemampuannya menyimpan daya dengan baik. Karena itu, menjaga baterai tetap berada di kisaran 20% hingga 80% merupakan cara paling ideal untuk mempertahankan kesehatannya.
Selain cara mengisi daya, suhu juga berperan penting dalam menjaga kondisi baterai. Baterai disebut sangat sensitif terhadap suhu yang terlalu panas maupun terlalu dingin.
Suhu ekstrem bisa merusak baterai bahkan lebih cepat daripada kebiasaan mengisi daya hingga penuh pada suhu normal. Ponsel modern sebenarnya sudah dilengkapi sistem pengaman yang bisa menyesuaikan kecepatan pengisian daya saat suhu berubah, seperti saat muncul notifikasi “ponsel terlalu panas untuk diisi daya”.
Namun, jika notifikasi seperti itu sering muncul, sebaiknya kamu lebih berhati-hati dan menghindari penggunaan ponsel di lingkungan yang bersuhu tinggi.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah penggunaan fast charging. Walau terasa praktis karena membuat baterai cepat penuh, pengisian cepat bisa menimbulkan panas berlebih pada baterai.
Panas ini dapat mempercepat proses degradasi dan dalam beberapa kasus ekstrem, bisa menimbulkan risiko keselamatan karena baterai yang terlalu panas bisa mengalami kerusakan serius. Karena itu, pengisian daya secara perlahan justru lebih baik untuk menjaga baterai tetap awet.
Kalau Anda ingin tahu kondisi baterai ponselmu, sebagian besar smartphone kini sudah menyediakan fitur pemeriksaan kesehatan baterai di menu pengaturan. Apabila hasilnya menunjukkan kesehatan baterai sudah di bawah 80%, ada baiknya mempertimbangkan untuk menggantinya dengan yang baru.
