Bisnis.com, JAKARTA — PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) menargetkan memiliki 4 juta homepass pada 2026 mendatang. Homepass adalah jumlah unit rumah atau bangunan yang telah dijangkau oleh infrastruktur fixed broadband, khususnya jaringan internet kabel atau fiber ke rumah (FTTH).
Homepass bukan berarti jumlah pelanggan yang sudah memakai layanan internet, tapi potensi rumah berlangganan kepada provider karena sudah tersedia jaringannya.
Vice President Marketing Biznet Hutomo Siswanto mengatakan saat ini jumlah homepass Biznet menyentuh 3 juta, dengan tingkat penetrasi pelanggan sekitar 25%. Dengan demikian jumlah pelanggan mencapai sekitar 750 ribu.
“Kami target homepass sekitar 4 juta tahun depan,” kata Hutomo ditemui usai Press Conference Biznet 25th Anniversary di Jakarta pada Rabu (1/10/2025).
Sementara itu, lanjut Hutomo, jumlah pelanggan ditargetkan dapat tumbuh hingga 30% dari total homepass.
Senior Manager Marketing Biznet Adrianto Sulistyo menyampaikan fokus perusahaan tahun ini tidak hanya pada ekspansi, tetapi juga pada optimalisasi layanan kepada pelanggan yang sudah ada.
“Pada tahun ini memang kami lebih fokus untuk pengembangan dari pelanggan itu sendiri. Itu sudah sekitar 25% penetration rate kami di Indonesia, maksudnya dari 3 juta homepass tadi yang cukup diserap,” katanya.
Menurut Adrianto, salah satu tantangan utama Biznet adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kualitas internet yang baik melalui kapasitas bandwidth besar. Dia melihat, di banyak kota lapis kedua dan ketiga, masyarakat masih lebih berfokus pada harga dibandingkan kualitas layanan.
Untuk memperkuat layanan, Biznet terus berinvestasi dalam infrastruktur. Pada Maret 2025, perusahaan resmi mengaktifkan jaringan kabel serat optik bawah laut di Pulau Jawa, yang menghubungkan Jakarta, Cirebon, Semarang, dan Surabaya.
Proyek ini ditujukan untuk menambah kapasitas bandwidth antar kota di Pulau Jawa sekaligus meningkatkan keandalan layanan. Inovasi ini menjadi bagian dari integrasi dengan pembangunan Biznet Nusantara Cable System-2 (BNCS-2), setelah sebelumnya BNCS-1 beroperasi sejak Juni 2024.
BNCS-2 direncanakan menghubungkan Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi untuk memperkuat konektivitas nasional. Melalui proyek BNCS-2 yang menghubungkan Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, Biznet akan melanjutkan program ekspansi jaringan hingga menjangkau wilayah-wilayah terpencil, termasuk kampung nelayan yang masih sulit memperoleh akses internet.
Kehadiran proyek ini juga akan diperkuat dengan infrastruktur pendukung seperti cable landing station atau marine park. Hingga saat ini, Biznet telah membentangkan jaringan The New Biznet Fiber sepanjang lebih dari 100.000 kilometer yang mencakup Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Bangka, Batam, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Flores, dan Timor.
Adapun jaringan bawah laut BNCS-1 menghubungkan Jawa, Sumatra, dan Bangka dengan titik pendaratan kapal atau Marine POP di Anyer (Banten), Kalianda (Lampung), Sungsang (Sumatra Selatan), dan Muntok (Bangka Barat).
