Bisnis.com, MERAK – Perusahaan pelayaran pelat merah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatatkan pertumbuhan pengguna aplikasi Ferizy pada Agustus 2025. Hal tersebut seiring dengan target ASDP untuk mendigitalisasi sepenuhnya pembelian tiket pada Oktober 2025 mendatang.
ASDP mengungkap per 31 Agustus 2025, aplikasi Ferizy telah mencatat 3,23 juta pengguna. Torehan tersebut lebih tinggi 24,7% dibandingkan 2,59 juta pengguna pada Oktober 2024.
Dengan begitu, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Ferizy mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga 640.000 akun baru.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menerangkan, sejak diluncurkan pada Mei 2020, aplikasi Ferizy telah melayani pembelian tiket secara daring di sebanyak 49 pelabuhan yang dikelola oleh ASDP. Di lintasan utama, seperti Merak–Bakauheni, penggunaan aplikasi ini telah diterapkan secara penuh.
“Kehadiran platform ini meningkatkan kenyamanan pengguna jasa, dengan proses reservasi yang lebih cepat, transparan, dan aman. Sekaligus mendukung pengelolaan kuota perjalanan yang lebih tertib dan efisien,” katanya, Senin (29/9/2025).
Kehadiran aplikasi Ferizy juga dinilai membantu ASDP dalam mengatasi membeludaknya penumpang pada momentum peak season. Melalui aplikasi ini, ASDP dapat mengintegrasikan layanan tiket online berbasis kuota untuk mengurangi penumpukan kendaraan.
Salah satu petugas ASDP di Pelabuhan Merak menjelaskan aplikasi Ferizy hanya bisa diakses dengan jarak tertentu dari pelabuhan. Artinya, para pengguna tidak bisa menggunakan aplikasi Ferizy untuk memesan tiket tepat di pelabuhan.
Hal ini dinilai menjadi salah satu upaya ASDP untuk mengurangi penumpukan penumpang di pelabuhan hingga mengurangi aktivitas calo di pelabuhan karena mewajibkan pengguna untuk membeli aplikasi dari jarak yang jauh.
Dengan begitu, kondisi calo di Pelabuhan Merak sudah jauh berbeda dibandingkan sebelum ASDP mewajibkan penggunaan aplikasi Ferizy di pelabuhan.
Saat ini, para pengguna aplikasi hanya diminta untuk melakukan check-in pada jadwal yang telah tertera di dalam tiket dengan melakukan scan terhadap kode barcodedan tidak ada transaksi apapun melalui loket pelabuhan.
Hal itu membuat tidak lagi ada banyak kendaraan yang menumpuk di loket masuk pelabuhan lantaran melakukan transaksi pembelian tiket di sana. Selepas melakukan check-in, para pengguna jasa dapat langsung mengantre untuk menunggu kapal penyeberangan tiba.
Bertahap
Adapun dalam mengubah mendorong masyaraka menggunakan aplikasi Ferizy bukanlah hal yang mudah. Beberapa calo masih ditemui di sekitar pelabuhan secara sembunyi-sembunyi.
Mereka mencari penumpang yang belum mendaftar atau kesulitan menggunakan aplikasi. Amir (55) misalnya, memilih menggunakan jasa calo untuk membeli tiket lantaran tidak ingin repot mengunduh aplikasi.
Amir saat itu berangkat ke Sumatra bersama lima orang lainnya yang sepantaran dengannya. Alhasil, metode tercepat untuk membeli tiket dipilih oleh Amir guna mengurangi kebingungan dalam pembelian tiket online secara resmi.
Namun, dia sedikit menyesal karena harus merogoh kocek lebih mahal untuk membeli tiket.
“Memang lebih mahal,” katanya saat ditemui Bisnis, Minggu (28/9/2025).
Sementara itu, Tomy (35) memilih untuk membeli tiket melalui aplikasi perjalanan lain yang lebih familiar. Pasalnya, ini adalah kali pertama Tomy menggunakan transportasi laut.
Meskipun begitu, Tomy tidak menutup kemungkinan untuk mengakses aplikasi Ferizy, jika perjalanan lautnya lebih intens ke depan.
“Mungkin karena kami habitnya sudah biasa pakai aplikasi ini. Jadi lebih simple,” katanya.
