Surya IBM-NASA, AI Pendeteksi Badai Matahari Perusak Satelit dan Produksi Pangan

Surya IBM-NASA, AI Pendeteksi Badai Matahari Perusak Satelit dan Produksi Pangan

Bisnis.com, JAKARTA — IBM dan NASA meluncurkan Surya, model kecerdasan buatan (AI) open-source yang dapat memproyeksikan perilaku Matahari—terutama dalam memprediksi aktivitas surya yang berdampak langsung ke Bumi dan sistem teknologi di luar angkasa (satelit). 

Surya, yang namanya diambil dari bahasa Sanskerta untuk Matahari, menandai era baru dalam adopsi AI untuk riset heliosfisika dan prakiraan cuaca antariksa.

Didesain khusus menginterpretasikan citra resolusi tinggi dari Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA, Surya memberikan peringatan dini terkait munculnya badai matahari dan lontaran massa korona, dua fenomena yang bisa memicu rusaknya satelit, penurunan produksi pangan, gangguan navigasi GPS, kerusakan jaringan listrik, hingga risiko pada keselamatan astronot.

Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan IBM memanfaatkan AI bukan hanya untuk inovasi, tetapi juga inklusivitas.

Dengan merilis Model AI ini di Hugging Face, IBM membuka akses bagi ilmuwan, pelaku bisnis, dan pembuat kebijakan membangun di atas fondasi bersama untuk meningkatkan kesadaran

“Inilah bagaimana keterbukaan diwujudkan menjadi ketahanan praktis bagi sistem yang diandalkan masyarakat setiap harinya,” kata Kosasih, dikutip Selasa (23/9/2025).

Menurut laporan Lloyd’s, kerugian global akibat badai Matahari bisa mencapai US$17 miliar dalam 5 tahun—dan hampir semua bidang teknologi modern terancam jika fenomena ekstrem ini terjadi tanpa mitigasi sistemik yang tepat.

“Surya” adalah hasil upaya IBM-NASA untuk membawa AI menjadi katalis sains terbuka. Model ini, yang telah menjalani pra-pelatihan dengan dataset observasi Bumi dan Matahari lebih dari 40 tahun.

Solusi ini hadir melalui platform Hugging Face sehingga armada peneliti global dapat mengembangkan aplikasi AI cuaca surya sesuai kebutuhan lokal masing-masing.

Fondasi AI Surya memiliki keunggulan dalam memperkirakan aktivitas ekstrem Matahari hingga dua jam sebelum terjadi, melampaui model AI konvensional dengan akurasi 16% lebih baik dari standar prediksi sebelumnya.

Teknologi ini penting, karena pada beberapa insiden terakhir, ledakan Matahari telah menciptakan gangguan GPS dan telekomunikasi, hingga menyebabkan reroute penerbangan internasional.

AI Surya menawarkan mekanisme deteksi dan prediksi yang bisa dikustomisasi pada berbagai level—dari skala global hingga lokal—untuk mendeteksi pola cuaca ekstrem, memperbaiki simulasi iklim, dan memperkuat ketahanan infrastruktur nasional.

Dengan fitur open-source, Surya menjadi instrumen global bagi para peneliti, startup, serta institusi untuk memperkuat perlindungan terhadap ancaman kosmik, memperbesar kolaborasi sains, sekaligus mempercepat tanggapan mitigasi di sektor vital—dari telekomunikasi, navigasi, kelistrikan, hingga keamanan satelit dan pertanian.

“Di IBM, misi kami dalam memanfaatkan AI bukan hanya untuk inovasi, tetapi juga inklusivitas,” kata Kosasih.