Snowflake Bidik Pertumbuhan Agresif pada 2026, Optimalkan AI Data Cloud

Snowflake Bidik Pertumbuhan Agresif pada 2026, Optimalkan AI Data Cloud

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan data cloud global, Snowflake, akan memperkuat ekspansi di Indonesia pada 2026 dengan mendorong layanan komputasi awan (Cloud) berbasis kecerdasan buatan (AI).

Managing Director ASEAN Snowflake Satchit Jogeklar menuturkan pasar Indonesia memiliki potensi besar dan akan menjadi salah satu fokus utama perusahaan di kawasan Asia Tenggara.

Meskipun tidak membagikan angka detail, Satchit menyampaikan kinerja Snowflake di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten.

“Tahun ke tahun, jumlah tim kami di Indonesia sudah berlipat ganda, begitu juga dengan jumlah pelanggan. Laju ini masih akan berlanjut mengingat potensi pasar yang begitu besar,” kata Satchit, Rabu (17/9/2025).

Dengan tren tersebut, lanjutnya, Snowflake menargetkan pertumbuhan bisnis yang semakin agresif pada 2026, lewat ekspansi layanan, peningkatan kapabilitas, dan penetrasi lebih dalam pada berbagai sektor industri.

Snowflake menyiapkan strategi tiga pilar untuk mencapai target 2026 di Indonesia yaitu dengan membangun tim Snowflake yang semakin besar dan fokus mendukung kebutuhan unik pelanggan Indonesia. Kemudian, menggandeng perusahaan konsultan lokal, integrator sistem data dan AI, serta mitra global termasuk penyedia layanan cloud (hyperscalers) seperti AWS untuk percepatan transformasi digital.

Perusahaan juga meluncurkan berbagai program peningkatan kompetensi data dan AI bagi komunitas Indonesia, mulai dari mahasiswa hingga profesional. Program seperti One Platform Program disiapkan untuk mendorong skala adopsi teknologi data di seluruh lapisan masyarakat.

Satchit menekankan ekspansi Snowflake di Indonesia bukan semata soal menambah karyawan atau klien, tetapi sebuah strategi jangka panjang untuk membangun fondasi ekosistem data dan AI yang berkelanjutan.

“Bukan hanya soal perekrutan, tapi juga bagaimana Snowflake bisa menjawab kebutuhan data Indonesia lewat kolaborasi dengan ekosistem lokal dan global serta investasi pada talenta digital,” kata Sachit.

Satchit juga berbagi mengenai cara Snowflake membantu organisasi-organisasi Indonesia mengatasi tantangan dengan menyediakan platform terpadu yang menyederhanakan kompleksitas, meningkatkan efisiensi biaya, dan membuat implementasi AI menjadi mudah dan dapat dipercaya. 

Di Indonesia, melalui “Self-Service Analytics Project” yang didukung oleh Snowflake, Evermos dapat meningkatkan jaringan reseller-nya dan menghasilkan 2x lebih banyak wawasan berbasis data.

Sementara itu XLSMART melakukan migrasi 2 petabyte data dalam waktu kurang dari lima bulan, mencapai peningkatan kinerja 2,5x untuk laporan-laporan kritikal dan pengurangan biaya sebesar 41%.

Pupuk Indonesia Holding Company memanfaatkan AI Data Cloud untuk membantu para petani meningkatkan hasil panen dengan menyediakan satu sumber data yang akurat dan bisa diakses oleh siapa saja, yang mendorong pertanian berkelanjutan.

 Satchit menyimpulkan bahwa berbagai perusahaan di Indonesia harus beralih dari data yang terpisah-pisah dan tidak teratur — menuju cara baru yang memilki kecerdasan terpadu. 

“AI Data Cloud Snowflake akan berfungsi sebagai jembatan yang memungkinkan berbagai organisasi untuk menghapus pengkotak-kotakan data, memobilisasi data secara aman,” kata Satchit.