Intip Target Telkom (TLKM) untuk Internet Rumah

Intip Target Telkom (TLKM) untuk Internet Rumah

Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengincar tambahan pelanggan fixed broadband (internet tetap) sebanyak 800.000 hingga 1 juta pada tahun 2025. Hingga semester I/2025, TLKM mengeklaim berhasil menambah 499.000 pelanggan dan mencapai total sekitar 10 juta pelanggan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan mengatakan perseroan melihat prospek bisnis FBB yang lebih baik ke depan. TLKM menargetkan untuk meningkatkan penetrasi pelanggan FBB yang saat ini masih di sekitar 16 % -17% serta berfokus pada pelanggan yang berkualitas.

“Kami berharap mampu mencapai target tahunan penambahan pelanggan sekitar 800.000 hingga 1 juta pelanggan tahun ini. Di mana sampai dengan Juni 2025, kami telah memperoleh penambahan pelanggan sekitar 449.000 pelanggan dan mencapai total sekitar 10 juta pelanggan,” ujarnya seperti dilansir laman resmi perseroan, Sabtu (13/9/2005).

Salah satu strategi yang disiapkan ialah Telkomsel akan fokus pada penetrasi ke pasar-pasar potensial, menjangkau lebih banyak pelanggan baru, dan menjaga pendapatan yang berkesinambungan melalui strategi bundling layanan digital.

Dengan kombinasi pertumbuhan di mobile dan fixed broadband, Telkom tetap optimis dapat menjaga profitabilitas dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham.

Mengutip Info Memo TLKM, total pelanggan internet rumah melalui layanan IndiHome tercatat sebanyak 10,06 juta pada semester I/2025, naik 10% secara tahunan (year on year/YoY).

Penambahan pelanggan itu diikuti dengan penyederhanaan produk sehingga ARPU IndiHome sedikit landai ke Rp220.300 pada semester I/2025, turun dibandingkan Rp241.500 pada semester I/2024.

Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji menambahkan Telkom mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia, identitas komersial dari InfraCo, untuk proses penciptaan value di masa depan.

Saat ini tingkat utilisasi jaringan fiber Infranexia baru sekitar 40%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat menjanjikan dan memberikan ruang besar untuk ekspansi layanan ke pasar yang lebih luas.

“Ke depannya, Infranexia bukan hanya sebagai aset infrastruktur, tetapi sebagai platform pertumbuhan yang memainkan peran vital dalam rangka fiberisasi Indonesia,” ujar Seno.

Adapun, Fixed Mobile Convergence (FMC) yang menjadi salah satu inisiatif transformasi perusahaan yang saat ini dijalankan oleh Telkomsel fokus dalam mempersiapkan peluang unlock value dengan optimalisasikan nilai dari infrastruktur yang telah dimiliki.

Pada layanan mobile broadband, Telkomsel melakukan penguatan strategi bundling dan cross-selling guna meningkatkan kemudahan bagi pelanggan.

——————— 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.