Gresik (beritajatim.com)– Pemerintah Daerah (Pemda) Gresik mengukuhkan Komisi Irigasi. Komisi yang dibentuk ini mempunyai tugas bagaimana memastikan pengelolaan air untuk mendukung ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat.
Ketua Komisi Irigasi Gresik, Edy Hadisiswoyo mengatakan, komitmennya untuk menjadikan forum ini sebagai ruang komunikasi yang produktif.
“Kami akan bekerja maksimal untuk memastikan pengelolaan air yang adil, efisien, dan berkelanjutan. Harapannya dapat menjadi pijakan penting dalam meningkatkan layanan irigasi sekaligus memperkuat sinergi antar instansi,” katanya, Kamis (11/9/2025).
Komisi Irigasi yang dilantik berjumlah 33 orang anggota. Jumlah ini terdiri atas 15 orang dari unsur pemerintah, 15 orang dari unsur non pemerintah, serta 3 orang akademisi.
Sementara itu, Bupati Fandi Akhmad Yani menuturkan, ini merupakan titik balik bagi penguatan kerja sama lintas sektor dalam pengelolaan irigasi.
“Setelah dilantik semua harus kompak dan terus berkolaborasi yang terintegrasi,” tuturnya.
Dirinya juga menyinggung kebijakan nasional seperti satu harga gabah yang sangat berdampak pada masyarakat. Untuk itu, Komisi Irigasi bekerja dengan serius, tidak hanya menjaga ketersediaan air, tetapi juga berinovasi.
“Tolong tumbuhkan inovasi, dan memiliki peta yang jelas. Dengan begitu kita tahu wilayah atau irigasi mana yang harus diintervensi,” ungkapnya.
Sebelumnya pemerintah daerah ini telah membangun kolam retensi. Air yang tertampung di kolam tersebut, dapat dialirkan secara efektif ke lahan pertanian yang membutuhkan pasokan air.
“Kita ingin air pada kolam-kolam retensi yang ada bisa dialirkan kepada lahan pertanian yang membutuhkan. Walaupun Gresik dikenal sebagai kota industri, tetapi ketahanan pangan tetap harus terjaga,” ujarnya. (dny/ted)
