Ayah Syifa Diperiksa Polisi, Keberadaan Sang Ibu Masih Dilacak

Ayah Syifa Diperiksa Polisi, Keberadaan Sang Ibu Masih Dilacak

Sumenep (beritajatim.com) – Aparat Polres Sumenep masih melacak keberadaan ST. Kholila Oktavia, ibu kandung bayi Syifa yang ditemukan membusuk di lemari kamar kos.

“Kami masih mencari keberadaan ibunya Syifa setelah menghilang dari kos-kosannya. Diduga dia sudah tidak ada di Pulau Kangean,” kata Kasat Reskrim Polres Sumenep, AKP Agus Rusdianto, Selasa (09/09/2025).

Menurutnya, upaya aparat kepolisian melacak keberadaan ST. Kholila Oktavia, dilakukan dengan manual maupun memanfaatkan teknologi. Namun Agus enggan membeber dugaan kemana larinya sang ibu bayi.

“Jangan lah.. nanti malah bocor. Yang jelas kami ini tidak diam. Kami terus bergerak melakukan pelacakan,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Sabtu (01/09/2025), warga Desa/ Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, digegerkan dengan ditemukannya sesosok mayat bayi di dalam sebuah tas. Bayi itu diketahui bernama Asyifa Lailatul Aulia (11 bulan).

Tas berwarna putih kombinasi hitam itu ada di dalam lemari di sebuah kamar kos yang ditinggali ST. Kholila Oktavia, di Desa Arjasa. Mayat bayi di dalam tas itu ditemukan sudah membusuk. Ibu si bayi, yakni ST Kholila ditemukan sudah tidak ada di dalam kamar kos. Menurut keterangan pemilik kos, ST Kholila sudah beberapa hari tidak terlihat berada di dalam kos-kosan.

Tim forensik Polres Sumenep pun berangkat ke Pulau Kangean untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Syifa. Hasil otopsi yang dilakukan tim Polres Sumenep menunjukkan bahwa kematian bayi tersebut diduga kuat akibat penganiayaan.

Ada luka lebam di tubuh bayi akibat tindak kekerasan. Bekas penganiayaan itu terlihat di bagian kepala, diduga akibat benturan benda tumpul. Benturan itu menyebabkan perdarahan di otak, hingga akhirnya korban meninggal.

Moh. Syirri (28), ayah kandung Syifa yang tengah bekerja di Malaysia pun langsung pulang ke Pulau Kangean, begitu mendengar kabar anak keduanya meninggal.

Menurut penuturannya, dirinya juga tidak mengetahui keberadaan istrinya. Sejak dua bulan belakangan ini komunikasi dengan istrinya tidak lancar.

“Kalau saya telepon sering tidak diangkat. Kadang di-reject. Saya juga kesulitan kalau ingin melihat anak saya. Kalau video call, selalu ditolak,” ujar Syirri.

Dari pernikahan Moh. Syirri dan ST. Kholila Oktavia, mereka dikaruniai dua orang anak. Anak pertama, Azril (3), lahir di Malaysia. Sedangkan Syifa lahir ketika mereka pulang ke kampung halaman. Setelah Syifa lahir, Syirri memutuskan untuk kembali bekerja ke Malaysia. Sedangkan istrinya tetap berada di Kangean.

Moh. Syirri telah dimintai keterangan oleh penyidik Polres. Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus kematian bayi Syifa di kamar kos ibu kandungnya. (tem/ian)