Bisnis.com, FLORIDA AS – Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) disiapkan meluncur lebih awal dari rencana semula dari pangkalan SpaceX, Florida, Amerika Serikat.
Dalam rencana awal, Satelit Nusantara Lima diluncurkan 8 September 2025 pukul 20.30 waktu Florida, Amerika Serikat (AS). Peluncuran ini kemudian dimajukan sebanyak 28 menit menjadi pukul 20.02 waktu Florida.
Dengan perbedaan waktu 12 jam, maka satelit berbendera Indonesia dari Pasifik Satelit Nusantara itu akan meluncur setara dengan pukul 08.02 WIB, Selasa (9/9/2025).
“Hari ini stage [roket peluncur] 1 dan 2 sudah tersambung. Kami terus memantau jendela [tahapan] peluncurannya. [Setelah dihitung ketat] jadi 20.02 [waktu Florida] peluncurannya. Juga bisa menghemat fuel [bahan bakar dengan peluncuran lebih awal],” kata CEO PSN Adi Rahman Adiwoso, di sela Welcome Dinner Peluncuran Nusantara Lima pada Minggu (7/9/2025) malam waktu Florida.
Nusantara Lima bersiap menjadi satelit dengan kapasitas terbesar di Asia yang beroperasi saat ini melayani kawasan. Satelit ini memiliki bandwidth capacity hingga 160 Gbps dengan usia aktif di atas 15 tahun.
Nusantara Lima yang dibangun bersama Boeing Satellite ini menggunakan teknologi Ka-Band VHTS, XIPS Electrical Thruster, hingga Gen 7 Channelizer yang diharapkan mampu menjawab tantangan kebutuhan teknologi dalam 15 tahun ke depan.
Adi menjelaskan, dengan investasi hingga Rp7,5 triliun, PSN mengalokasikan pemanfaatan kapasitas sebesar 14 Gbps ke wilayah Filipina, 8 Gbps di Malaysia, sedangkan sebagian besar digunakan di dalam negeri untuk beragam kepentingan komersial, mulai dari telekomunikasi, perbankan, hingga kebutuhan survei seismologi.
Dengan teknologi satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) yang memberikan latensi rendah serta jangkauan ke titik berdasarkan kebutuhan pelanggan, Adi optimistis Nusantara Lima mampu menjadi jembatan usaha bagi pelaku usaha di dalam negeri.
Dia juga menekankan, meski PSN merupakan perusahaan swasta, satelit ini juga menjadi upaya membangun infrastruktur milik negara. Pasalnya, dalam UU Darurat, pemerintah dapat menggunakan Nusantara Lima untuk menjaga kedaulatan NKRI dalam kondisi luar biasa.
“Ini [kepemilikan satelit adalah] ketahanan [negara] yang harus diperhatikan. Maka semua infrastruktur strategis harus mendahulukan kepentingan nasional,” katanya.
Adi juga menekankan, setelah Nusantara Lima meluncur, pihaknya akan menyiapkan sejumlah satelit strategis lainnya pada 2026.
“Kita mohon doa [agar peluncuran Satelit Nusantara Lima lancar pada esok hari], semua yang bisa sudah kami kerjakan. Sekarang [mohon] doa yang keras. Kami mencoba memberikan yang terbaik dengan lebih murah dan lebih mudah,” katanya
