Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia layanan komputasi awan (cloud) asal Singapura, EdgeNext, memperluas bisnis ke Indonesia. Perusahaan itu meluncurkan layanan edge cloud di EDGE2, fasilitas carrier-neutral milik PT Ekagrata Data Gemilang.
Sebagai informasi, dalam aksi korporasi ini EdgeNext bekerja sama dengan PT Ekagrata Data Gemilang atau EDGE DC, anak usaha PT Indointernet Tbk. (EDGE).
CEO EdgeNext Terence Wang mengatakan kemitraan tersebut memungkinan perusahaan menawarkan layanan edge yang skalabel, aman, dan berkecepatan tinggi kepada ISP dan perusahaan lokal di pasar Indonesia.
“Dengan kemampuan interkoneksi EDGE DC dan backbone serat optik Indonet, kami siap mendukung transformasi digital Indonesia dan menghadirkan pengalaman edge cloud yang lancar,” kata Wang dalam siaran pers, Selasa (2/9/2025).
Sementara itu, CEO EDGE DC Stephanus Oscar menambahkan kerja sama ini memperkuat ekosistem perusahaan dengan mengintegrasikan layanan cloud edge EdgeNext, sehingga dapat menghadirkan konektivitas dengan performa tinggi dan latensi rendah untuk aplikasi-aplikasi generasi selanjutnya.
“Kolaborasi ini memperkuat ekosistem kami dengan mengintegrasikan layanan cloud edge EdgeNext, yang didukung oleh layanan colocation dan Edge Peering Internet Exchange (EPIX),” kata Oscar.
Ketersediaan EdgeNext di fasilitas EDGE2 memungkinkan perusahaan untuk menghadirkan layanan solusi edge cloud lengkap, termasuk CDN, streaming yang lebih lancar, layanan keamanan, dan komputasi edge.
Kemitraan menggabungkan infrastruktur edge global milik EdgeNext yang tersebar lebih dari 1.700 node di 300 kota-kota di dunia, dengan lingkungan pusat data EDGE DC yang memiliki performa tinggi dengan latensi rendah.
EDGE DC menyediakan layanan colocation dan akses ke Edge Peering Internet Exchange (EPIX), yang memungkinkan EdgeNext terhubung dengan berbagai jaringan dan penyedia layanan.
Selain itu, Indonet mendukung konektivitas serat optik guna memastikan akses yang cepat dan stabil di seluruh wilayah.
Sekadar informasi, dalam keterangan resminya Edgenext menyebut pendapatan dari layanan colocation diproyeksikan mencapai US$675,1 juta atau setara dengan Rp 11,08 triliun (kurs Rp16.400 per dolar AS) pada 2025.
Di samping itu, pasar pusat data nasional diperkirakan mencapai pendapatan sebesar US$3,54 miliar atau setara dengan Rp58,056 triliun pada 2025, dengan kontribusi dari infrastruktur jaringan senilai Rp38,7 triliun.
