Mas Ibin Merasa Malu RS di Kota Blitar Tertinggal dari Kabupaten

Mas Ibin Merasa Malu RS di Kota Blitar Tertinggal dari Kabupaten

Blitar (beritajatim.com) – Baru menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama 2 bulan, Syauqul Muhibbin merasa malu rumah sakit di daerah yang dia pimpin tertinggal dari Kabupaten Blitar. Sebabnya, saat ini Kabupaten Blitar sudah memiliki rumah sakit rujukan, sementara fasilitas serupa belum ada di Kota Blitar.

Ungkapan kekecewaan itu diluapkan Mas Ibin di depan pejabat Dinas Kesehatan Kota Blitar dalam acara workshop analisis situasi serta pendampingan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dinas kesehatan Kota Blitar. Bahkan rasa malu yang diungkapkan Mas Ibin itu diupload di video instagramnya @kotablitarsae.

“Saya malu dong ada kabupaten rujukan dan kota tidak ada, kan malu, tapi tidak tahu dari dulu sampai sekarang kok tidak ada yang malu. Kalau saya sebagai kepala daerah meskipun baru 2 bulan malu sebenarnya saya,” ucap Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin dalam unggahan video instagram @kotablitarsae tersebut.

Dalam video yang diunggah pada tanggal 7 Mei tersebut, Mas Ibin seolah menyindir para pejabat yang ada di ruangan itu, agar merasa malu karena selama ini Kota Blitar justru tertinggal dari Kabupaten Blitar di sektor kesehatan. Wali Kota Blitar itu mengingatkan sudah seharusnya Bumi Bung Karno lebih maju dari Kabupaten Blitar di bidang kesehatan.

“Kota loh kita ini, kota. Kalau sudah ngomong kota itu image kita kecil dulu itu eh mau ke warung, ke warung ke kota, mau nonton bioskop di Payana ke kota, mau bersekolah di SMP 1 dan SMA 1 di Kota. Pokoknya semua kota itu terbaik, terunggul, terkualitas dari dulu sejak kapan kota ini merosot fasilitasnya,” ungkap kekecewaan Mas Ibin.

Melihat kondisi Kota Blitar yang tertinggal oleh Kabupaten Blitar di sektor kesehatan ini, Mas Ibin pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mas Ibin pun tidak bisa terus mengeluh, ia memilih untuk mengajak semua pihak sadar dan mulai membangun kembali kualitas pelayanan kesehatan di Kota Blitar.

“Maka secara nurani saya betul-betul melihat kondisi sekarang ini. Saya tidak bisa mengeluh kita saatnya membangun, mohon jangan kaget karena saya baru 2 bulan dilantik dan membawa semangat baru di Kota Blitar, kalau tidak baru lucu untuk apa pemuda kalau tidak bisa merubah suatu bangsa atau daerah seperti itu,” tandasnya.

Masyarakat Kota Blitar sendiri memang sudah lama mengeluhkan ketertinggalan kualitas pelayanan kesehatan utama rumah sakit. Beberapa warga memilih berobat ke rumah sakit umum daerah di Kabupaten Blitar dari pada berobat ke rumah sakit umum daerah Kota Blitar.

Bahkan beberapa warga justru memilih berobat ke rumah sakit swasta yang ada di Kota Blitar, dari pada harus berobat ke RSUD Kota Blitar. Alasannya tentu faktor pelayanan medis yang lebih memuaskan.

“Kalau saya lebih memilih berobat ke RSU Aminah atau RSUD Ngudi Waluyo ya meski saya warga Kota Blitar karena memang pelayanan medisnya saya rasa lebih baik,” ungkap Linda, warga Sananwetan Kota Blitar.

Sebenarnya warga bukan tidak mau berobat di rumah sakit umum daerah milik Pemerintah Kota Blitar, namun pelayanan kesehatannya dianggap warga jauh tertinggal dari rumah sakit swasta maupun RSUD milik Pemerintah Kabupaten Blitar. Warga pun mengharapkan ada perubahan yang signifikan yang dihadirkan oleh Wali Kota Blitar.

“Kita berobat itu pengen sembuh dan secara otomatis kita akan memilih tempat yang memiliki kualitas yang baik,” tegasnya. [owi/beq]