Magetan (beritajatim.com) – Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Magetan, Uswatul Chasanah, angkat bicara terkait insiden meninggalnya seorang petani asal Desa Rejomulyo, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, yang tersengat jebakan tikus beraliran listrik. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah berulang kali memberikan imbauan kepada para petani terkait bahaya penggunaan listrik sebagai alat pengendali hama.
“Imbauan dari petugas wilayah sudah sering disampaikan terkait dengan serangan tikus melalui lajakan untuk gerdal (gerakan pengendalian) melalui emposan, ada pendirian rumah burung hantu yang sebanyak 941 belum ditambah yang swadaya kelurahan. Himbauan sudah sering dilakukan,” jelas Uswatul, Sabtu (7/6/2025)
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan yang telah dilakukan belum cukup efektif. Ketua Komisi B DPRD Magetan, Rita Haryati, menilai perlu adanya langkah konkret dari pemerintah daerah, dinas pertanian, serta pemangku kepentingan lainnya untuk segera menghentikan penggunaan jebakan listrik. Ia menyoroti pentingnya regulasi yang tegas dan edukasi menyeluruh kepada masyarakat desa.
Rita mengusulkan solusi alternatif yang lebih aman dan modern, seperti penggunaan repelan organik, perangkap mekanis otomatis, hingga sistem pengendalian berbasis sensor dan teknologi digital.
“Penggunaan jebakan listrik bukanlah solusi yang aman dan berkelanjutan, melainkan bentuk keputusasaan akibat minimnya akses terhadap teknologi yang lebih baik. Dan kita harus melihat bersama bahwa kejadian ini bukan hanya sekedar sebuah kecelakaan saja, melainkan sebuah self warning untuk kita bersama bahwa modernisasi pertanian semakin dibutuhkan guna mendapatkan hasil panen yang maksimal sekaligus aman bagi kelestarian lingkungan,” tambahnya.
Selain regulasi, Rita juga menekankan pentingnya pelatihan dan subsidi alat pengendali hama ramah lingkungan kepada kelompok tani, agar ketergantungan terhadap metode berbahaya bisa dikurangi secara signifikan.
“Kami di DPRD siap mendukung alokasi anggaran dan kebijakan yang berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan petani. Pertanian adalah tulang punggung daerah, dan petani adalah pahlawan pangan. Sudah saatnya mereka mendapatkan perlindungan dan kemudahan dalam menjalankan usaha taninya,” ucapnya. [fiq/beq]
