Bondowoso (beritajatim.com) – Penanganan sampah menjadi salah satu perhatian utama dalam proses revalidasi Unesco Global Geopark (UGG) Ijen 2026. Di Kabupaten Bondowoso, komunitas Sarkaspace menunjukkan terobosan dengan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar solar, sebuah inovasi yang mendapat respons positif dari pemerintah daerah.
Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lingkungan seperti Sarkaspace, guna mendukung upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
“Kalau kita membuka ruang sebetulnya untuk itu. Jadi silakan. Partisipasi masyarakat juga tentu kita harapkan,” ujarnya kepada BeritaJatim.com.
Pemkab Bondowoso saat ini tengah menyusun konsep pembangunan berbasis green government dan green economy sebagai arah kebijakan strategis ke depan. Hal ini mencakup pula pengembangan sektor pariwisata yang berlandaskan prinsip ekologi.
“Kan basis pengembangan pariwisata itu ekologi dan hijau. Kita berharap ini berimbas pada keseluruhan proses, baik ekonomi maupun pengelolaan pemerintahan,” lanjutnya.
Bupati Abdul Hamid juga menyebut hasil kajian pemerintah terkait konsep pembangunan hijau akan segera diluncurkan dalam waktu dekat, sebagai acuan dalam perumusan kebijakan daerah.
Sementara itu, Founder Sarkaspace, Uyes, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyurati Pemkab Bondowoso untuk mempresentasikan pola kolaborasi pengelolaan sampah yang telah mereka jalankan. Surat tersebut sempat mendapat respons berupa rencana presentasi kepada Penjabat (Pj) Sekda Bondowoso, Fathur Rozi.
“Namun ketika kami tanya kelanjutannya, kata pihak Pemkab tunggu sampai dilantiknya Sekda definitif,” ujar Uyes.
Dalam proposal yang diajukan, Sarkaspace menawarkan pola kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk dengan lembaga pendidikan di bawah Dispendik dan Kemenag. Pola ini mencakup edukasi pemilahan sampah, pelatihan pengolahan sampah organik dan nonorganik, serta pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi.
“Jika dibutuhkan, kami juga siap mengolah produksi sampah di seluruh lembaga. Sampah organik kami kirim ke mitra kami di Kotakulon dan Kademangan untuk dijadikan pupuk dan makanan maggot. Maggot itu bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan oleh dinas perikanan,” jelasnya.
Untuk sampah plastik seperti label air mineral dan styrofoam, Sarkaspace memiliki teknologi pengolahan menjadi bahan bakar solar. Sementara botol plastik dipres dan diolah menjadi benang serta produk bernilai lainnya.
“Jadi sampah atau limbah pun akan bernilai ekonomi jika benar-benar diolah dengan baik. Ini juga untuk membantu mengurangi tampungan sampah di TPA Bondowoso yang sudah overload,” tegas Uyes.
Dengan pola yang telah berjalan di komunitas, Sarkaspace berharap pemerintah daerah segera memberikan dukungan formal agar pengelolaan sampah berkelanjutan dapat menjadi gerakan kolaboratif di tengah upaya Bondowoso menjaga status geopark dunia. [awi/beq]
