13 Ribu Warga Magetan Nganggur, Pemkab Dorong Digitalisasi Penyaluran Naker

13 Ribu Warga Magetan Nganggur, Pemkab Dorong Digitalisasi Penyaluran Naker

Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan berupaya mengurangi angka pengangguran di Magetan yang diperkirakan sekitar 13 ribu orang, atau sekitar 3,28 persen dari total penduduk.

Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, menekankan pentingnya pengembangan sistem penyaluran tenaga kerja berbasis teknologi informasi. Ke depannya, Dinas Tenaga Kerja Magetan didorong untuk mengembangkan aplikasi atau database digital yang memuat profil lengkap para pencari kerja, mulai dari latar belakang pendidikan hingga keahlian yang dimiliki.

“Kami ingin punya database digital yang bisa diakses oleh perusahaan-perusahaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, swasta maupun pemerintah. Konsepnya mirip mak comblang, antara pencari kerja dan penyedia lapangan pekerjaan. Harapannya, pola penyaluran tenaga kerja melalui sistem digital ini dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi penempatan kerja,” kata Suyatni, saat gelaran Job Fair di GOR Ki Mageti, Selasa (10/6/2025).

Pria yang lekat disapa Kang Suyat itu mengatakan Job Fair bakal berlangsung selama dua hari. Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat karena membuka ribuan peluang kerja dari berbagai sektor.

Menurutnya, gelaran job fair ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam menyalurkan calon tenaga kerja, atau dalam istilah umumnya, para pencari kerja. Ia menyebut bahwa kegiatan seperti ini adalah salah satu model efektif dalam mengatasi pengangguran di daerah.

“Job Fair ini intinya pemerintah kabupaten sangat berkepentingan untuk menyalurkan calon-calon tenaga kerja kita. Salah satu caranya ya lewat Job Fair ini,” ujar Suyatni.

Dalam pelaksanaan Job Fair kali ini, sebanyak 60 perusahaan turut berpartisipasi, baik secara virtual maupun langsung. Total tersedia sekitar 10.000 lebih lowongan kerja.

Namun, ia menyadari bahwa setiap perusahaan tetap memiliki mekanisme dan kriteria seleksi masing-masing yang harus dihormati. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi dalam proses rekrutmen, namun terus mendorong warga Magetan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin.

Wakil Bupati juga mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk membantu menyosialisasikan kegiatan ini. Mengingat waktu pelaksanaannya hanya berlangsung selama dua hari, ia berharap antusiasme masyarakat tinggi sehingga peluang kerja tidak terbuang sia-sia.

“Mudah-mudahan masyarakat segera berduyun-duyun untuk memanfaatkan peluang ini,” pungkasnya.

Dengan pelaksanaan Job Fair ini, Pemkab Magetan berharap dapat menjadi jembatan yang efektif antara dunia usaha dan pencari kerja, sekaligus sebagai langkah awal untuk membangun sistem penyaluran tenaga kerja yang lebih modern dan berkelanjutan di masa depan.

Sementara itu, salah seorang pencari kerja yakni Voni Hana mengatakan bahwa dirinya masih melihat sejumlah kriteria yang diminta oleh sejumlah perusahaan yang membuka stand di job fair tersebut.

“Saya masih lihat-lihat dulu ya. Tadi saya scan beberapa barcode, dan masih mencari yang cocok,” katanya.

Menurutnya, dia tak terlalu percaya dengan sejumlah opini yang beredar di media sosial yang mengatakan bahwa job fair hanya sekadar formalitas.

“Yang penting kan percaya dulu kalau memang bisa dapat kerja lewat job fair ini. Soal diterima atau tidak, tentu itu urusan nanti. Kalau ada kesempatan seperti ini ya dipakai saja dulu,” katanya. [fiq]