Benarkah Bung Karno Lahir di Ploso Jombang? Ini Temuan Sejarah yang Menguatkan

Benarkah Bung Karno Lahir di Ploso Jombang? Ini Temuan Sejarah yang Menguatkan

Jombang (beritajatim.com) – Sejumlah literatur sejarah menyingkap sebuah kemungkinan yang menggugah rasa ingin tahu: benarkah Ir. Soekarno atau Bung Karno, Sang Proklamator Republik Indonesia, lahir di Ploso, Jombang?

Penelusuran ini merujuk pada dua buku sejarah penting yang dianggap sebagai ‘pintu gerbang’ sejarah kelahiran Bung Karno, yakni Candradimuka karya Dian Sukarno dan Ida Ayu Nyoman Rai Ibu Bangsa karya Profesor Nurinwa Ki S. Hendrowinoto dkk.

Pemerhati sejarah asal Jombang, Arif Yulianto atau Cak Arif, menyampaikan hal ini dalam wawancaranya. Ia menyebut bahwa buku Ida Ayu Nyoman Rai Ibu Bangsa yang terbit tahun 2012 adalah karya yang fenomenal.

“Di buku tersebut dicantumkan ‘beseluit’ atau SK tugas ayah kandung Bung Karno, Raden Soekeni Sosrodihardjo mulai dari Bali, Ploso, Sidoarjo, Mojokerto, dan Blitar,” kata Cak Arif, Kamis (12/6/2025).

“Jadi ketika dokumen-dokumen tersebut ditampilkan di buku itu, maka dapat disimpulkan jika Raden Soekeni dan keluarga pernah tinggal di Bali, Ploso, Sidoarjo, Mojokerto, dan Blitar,” ulas dia.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Raden Soekeni tercatat mulai bertugas di Ploso—yang saat itu bagian dari Karesidenan Surabaya dan kini berada di wilayah Kabupaten Jombang—pada tanggal 28 Desember 1901. Ia kemudian pindah tugas ke Sidoarjo pada bulan November 1907.

“Kemudian ada data tulisan tangan Raden Soekeni yang menuliskan Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni 1902. Maka itu ketika orang tuanya di Ploso, sehingga Bung Karno lahir di Ploso 6 Juni 1902,” urai Cak Arif.

Fakta ini berbeda dengan informasi dalam otobiografi Penjambung Lidah Rakjat karya Cindy Adams yang terbit tahun 1966. “Di buku Cindy bahkan, Ploso dan Sidoarjo sama sekali tidak ditulis,” tutur Cak Arif.

Sementara itu, buku Candradimuka karya Dian Sukarno yang terbit pada tahun 2013 juga turut memberikan legitimasi atas keberadaan Ndalem Pojok di Kediri, rumah keluarga ayah angkat Bung Karno, RM. Soerati Soemosewojo.

Tempat tersebut diyakini menyimpan banyak kenangan masa kecil Bung Karno. “Ndalem Pojok adalah keluarga ayah angkat Bung Karno yang bernama RM. Soerati Soemosewojo,” ujar Cak Arif.

“Di buku itu dikupas peran-peran Ndalem Pojok. Salah satunya adalah tempat pergantian nama Koesno menjadi Soekarno. Di rumah itu juga ada kamar Bung Karno ketika bayi, kamar Bung Karno remaja, dan kamar Bung Karno ketika menjadi presiden,” papar Cak Arif.

Dalam buku tersebut juga dimuat pengantar dari Guruh Soekarnoputra. Cak Arif menyebut, Ndalem Pojok pernah dikunjungi oleh keluarga Bung Karno.

“Ndalem Pojok juga pernah dikunjungi oleh putra putri dan cucu Bung Karno seperti, Mas Guruh, Mbak Mega, Mbak Puti, Mas Romy dan lainnya,” beber Cak Arif.

Penulis buku Candradimuka, Dian Sukarno, mengisahkan proses penulisan buku tersebut memakan waktu delapan bulan. Ia merasa beruntung bisa bertemu dan mewawancarai generasi ketiga keluarga Ndalem Pojok.

“Namanya RM. Kusumo Haryono. Beliau adalah putra dari RM. Sayid Sumodihardjo adik dari ayah angkat Bung Karno, RM. Soerati Soemosewojo. RM. Kusumo Haryono ini menceritakan semua yang saya tulis di buku Candradimuka,” ungkap Dian Sukarno.

Proses pengumpulan data dilakukan secara intensif dengan mengunjungi berbagai kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Bali. Menurutnya, ada banyak pelajaran berharga selama menyusun buku tersebut.

“Hikmah dari penyusunan buku itu salah satunya saya bisa kenal dan akrab dengan banyak nama-nama besar, salah satunya adalah Profesor Peter Carrey,” tutur Dian Sukarno.

Dian menutup dengan refleksi sejarah yang mendalam. “Jadi kalau kemudian bukti-bukti menunjukkan Bung Karno lahir di Ploso Jombang, makin menunjukkan jika Jombang adalah ‘Historical Landscape’, setiap jengkal tanahnya memiliki sejarah,” pungkasnya. [suf]