Pemerintah kembali mencatat defisit anggaran pada Mei 2025. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp21 triliun, atau setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Meski begitu, angka ini sedikit lebih baik dibandingkan defisit Mei tahun lalu yang mencapai Rp21,76 triliun (0,1% PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga akhir Mei 2025, pendapatan negara telah terkumpul sebesar Rp995,3 triliun. Sementara itu, belanja negara mencapai Rp1.016,3 triliun.
“Keseimbangan primer APBN per Mei 2025 mengalami surplus Rp192,1 triliun, dengan pembiayaan anggaran mencapai Rp324,8 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Di sisi lain Menkeu mengatakan, konflik Israel–Iran yang memasuki hari ketiga disebut telah mengguncang pasar global. Salah satu dampak paling cepat terasa adalah melonjaknya harga minyak dunia. Pada hari pertama pecahnya perang, harga minyak jenis Brent naik drastis lebih dari 8 persen.
“Pecahnya perang Israel dengan Iran dan ini telah menyebabkan langsung pada hari pertama harga minyak naik lebih dari 8 persen, yang tadinya pada kisaran USD70 bahkan di bawah USD70 untuk Brent itu terjadi kenaikan lonjakan bahkan tertinggi sempat mencapai USD78 per barel, naik hampir 9 persen meskipun sekarang mengalami koreksi di USD75 per barel,” jelasnya.
Menurut Menkeu, kenaikan harga minyak ini bukan sekadar angka di pasar komoditas, melainkan bisa membawa efek domino terhadap berbagai aspek perekonomian mulai dari inflasi global, tekanan nilai tukar, kenaikan suku bunga, hingga arus modal (capital flow) yang bisa berbalik arah dari negara berkembang.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1355488/original/079808300_1474792664-20160925-Tax-Amnesty-di-Ditjen-Pajak-Fery-pradolo-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)