Ponorogo (beritajatim.com) – Ribuan warga memadati Alun-alun Ponorogo pada Kamis malam (23/11/2024) untuk menghadiri pengajian bersama Gus Kautsar. Acara yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan bertajuk Mengetuk Pintu Langit 2 ini mengusung tema Among Rogo, Among Roso, Among Cipto.
Meski Gus Kautsar tidak hadir secara langsung karena alasan kesehatan, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri tersebut tetap menyampaikan tausiyahnya melalui platform daring.
Dalam sambutannya, Gus Kautsar menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada masyarakat Bumi Reog.
“Kulo nyuwun pangapunten dumateng Panjenengan sedoyo (Saya minta maaf kepada anda semua). Keranten mboten saget sowan (karena tidak bisa hadir). Bukan faktor apa-apa. Ternyata kulo mboten mampu kesehatane (Ternyata kesehatan saya tidak mampu). Sebenarnya saya kecewa sekali tidak bisa menemani Saudara Giri,” ujar Gus Kautsar yang ditampilkan melalui layar besar di panggung utama.
Acara dimulai dengan istighosah bersama yang dipimpin oleh Kiai Imam Suyono dari Pondok Pesantren Al Barokah Mangunsuman Ponorogo. Suasana khusyuk terasa saat ribuan jamaah melantunkan doa, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT.
Tausiyah yang disampaikan Gus Kautsar pun menggugah hati para jemaah. Ia menekankan empat syarat penting bagi seorang pemimpin yang baik. Pertama, seorang pemimpin, menurut Gus Kautsar, harus mencari jalan termudah untuk menyelesaikan masalah rakyatnya. “Jika ada langkah yang bisa mempermudah, maka itu harus ditempuh,” tegasnya.
Kedua, kata Gus Kautsar mengantisipasi, meminimalisir atau meniadakan hal-hal yang mempersulit masyarakatnya. Misalkan, ada masyarakat yang mengeluh jalan yang rusak, pemimpin harus berusaha mati-matian untuk memperbaikinya.
Ia mencontohkan, jika jalan rusak atau proses administrasi berbelit-belit, seorang pemimpin harus segera mencari solusi terbaik. “Masyarakat mengurus surat menyurat susah, maka pemimpin harus membuat langkah untuk memudahkannya,” katanya.
Syarat penting ketiga bagi pemimpin yang baik, Gus Kautsar mengingatkan agar pemimpin tidak melupakan jasa orang-orang yang telah membantu di sepanjang perjalanannya.
“Kesombongan harus dihilangkan dari seorang pemimpin,” katanya, seraya memberi nasihat kepada Sugiri Sancoko agar tetap rendah hati jika kembali terpilih sebagai Bupati.
Keempat atau yang terakhir, yakni pemimpin harus berusaha untuk tetap berada di jalan yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. “Semoga Saudara Giri diberikan taufik, hidayah, inayah, dan pertolongan-Nya,” tutup Gus Kautsar.
Acara ini juga menjadi momentum Sugiri Sancoko dan Lisdyarita untuk menyapa masyarakatnya. Keduanya hadir di tengah ribuan jamaah, menyampaikan pesan kebersamaan dan semangat kearifan lokal.
“Kami ingin membangun Ponorogo tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual. Momen seperti ini mengingatkan kita untuk selalu bersandar kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai tantangan,” ungkap Sugiri Sancoko. [end/suf]
