Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai mewaspadai dampak dari memanasnya perang dagang terhadap ekonomi global. Dia melihat ada kecenderungan peralihan investor terhadap aset-aset yang lebih aman.
Dia mengatakan, ketidakpastian ekonomi global mendorong pengalihan modal dari Amerika Serikat ke aset yang lebih aman. Seperti aset keuangan di Eropa, Jepang, dan komoditas emas.
“Aliran modal dunia mengalami pergeseran dari Amerika Serikat ke negara dan aset yang dianggap aman atau safe heaven assets. Terutama aset keuangan di Eropa dan Jepang serta ke komoditas emas,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Kamis (24/4/2025).
Tak cuma itu, investor juga dikatakan mulai menarik dana dari negara-negara berkembang. Langkah itu memicu pelemahan mata uang di berbagai negara tersebut.
“Sementara itu aliran keluar terjadi dari modal dari negara-negara berkembang yang berlanjut sehingga menimbulkan tekanan tehadap pelemahan mata uang di berbagai negara berkembang,” terangnya.
AS Jadi Pemicu
Bendahara Negara ini mengatakan kebijakan pengenaan tarif impor tinggi ke Amerika Serikat memicu ketidakpastian ekonomi global. Alhasil, pelaku usaha memilih untuk menghindari risiko lebih lanjut.
“Ketidakpastian tersebut telah mendorong perilaku risk avoidance atau penghindaran risiko dari para pelaku usaha termasuk pemilik modal serta menyebabkan penurunan dari yield US Treasury dan pelemahan indeks mata uang dolar Amerika Serikat,” kata Sri Mulyani.
Dia menjelaskan, hal ini terjadi di tengah peningkatan ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5182935/original/036708100_1744115045-IMG_8380.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)