Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dua sekolah di Surabaya, yakni SMK PGRI 1 dan SMAN 10, pada Senin (13/1/2025). Program ini diluncurkan untuk mendukung pemenuhan gizi siswa dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak generasi emas Indonesia.
Khofifah, yang juga merupakan Cagub Jatim terpilih, mengapresiasi pelaksanaan program MBG di Surabaya, yang menurutnya telah memenuhi standar gizi sesuai pedoman para ahli.
“Program ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan dasar siswa, terutama dalam hal gizi. Hal ini berkaitan langsung dengan kesehatan, kemampuan akademik, dan daya saing generasi muda Indonesia,” ujar Khofifah.
Ia juga menyoroti pentingnya implementasi program ini sebagai bagian dari upaya menyongsong visi Indonesia Emas 2045. “Dengan suplai gizi yang cukup, kita berharap ada peningkatan pada kecerdasan anak-anak kita, baik di daerah terpencil maupun perkotaan, agar kelak mampu bersaing di tingkat global,” tambahnya.
Khofifah menjelaskan bahwa beberapa daerah seperti Bangkalan dan Sidoarjo telah menjadi model pelaksanaan program MBG. Ia mencontohkan fasilitas di Bangkalan yang dilengkapi dapur sehat dengan pengawasan ahli gizi, serta gudang penyimpanan representatif di Sidoarjo untuk bahan makanan kering maupun basah.
“Hari ini giliran Surabaya, dan saya melihat kesiapan fasilitas di SMA dan SMK sudah sangat baik. Semua didukung oleh standar yang telah ditentukan, mulai dari perencanaan menu hingga pengawasan kualitas bahan makanan,” katanya.
Dalam kunjungannya ke SMAN 10 Surabaya, Khofifah menyampaikan harapannya agar program MBG ini berkelanjutan sebagai investasi jangka panjang untuk generasi mendatang. Menurutnya, kecukupan gizi akan berdampak positif terhadap kesehatan dan prestasi belajar siswa.
Kepala Sekolah SMAN 10, Teguh Santoso, menyebut sebanyak 1.166 siswa telah terdaftar sebagai penerima manfaat program tersebut. Menu hari pertama berupa chicken teriyaki yang diminati siswa. “Menu yang disajikan dirancang sesuai selera anak muda dan telah disesuaikan kandungan gizinya dengan panduan dari Badan Gizi Nasional,” jelas Teguh.
Untuk memastikan keamanan, pihak sekolah juga telah mendata siswa yang memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu. “Kami ingin memastikan setiap siswa menerima manfaat program ini dengan aman dan sesuai kebutuhan masing-masing,” tambahnya.
Khofifah optimis program MBG dapat menjadi contoh bagi daerah lain. “Ini adalah investasi untuk generasi mendatang. Dengan pemenuhan gizi yang baik, anak-anak kita akan tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan siap bersaing secara global. Jawa Timur bisa menjadi teladan dalam pelaksanaan program ini,” tutupnya. [tok/beq]
