Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Kecelakaan Maut Libatkan Xiaomi SU7 Tewaskan Tiga Mahasiswi, Ini Pernyataan Resmi Perusahaan – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks
Voi.id  

Kecelakaan Maut Libatkan Xiaomi SU7 Tewaskan Tiga Mahasiswi, Ini Pernyataan Resmi Perusahaan

Kecelakaan Maut Libatkan Xiaomi SU7 Tewaskan Tiga Mahasiswi, Ini Pernyataan Resmi Perusahaan

JAKARTA – Sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan sedan listrik Xiaomi SU7 Standard terjadi pada 29 Maret di Jalan Tol Dezhou-Shangrao (G0321), tepatnya di wilayah Chiqi dekat Tongling, Provinsi Anhui, China. Tiga mahasiswi tewas dalam insiden ini saat sedang dalam perjalanan menuju ujian pegawai negeri.

Ini menjadi kasus fatal pertama yang tercatat terkait kendaraan listrik pertama Xiaomi sejak peluncurannya, dan langsung memicu kekhawatiran luas mengenai keamanan teknologi mengemudi otonom.

Ketiga korban adalah mahasiswi universitas yang hendak ke Kota Chizhou untuk mengikuti ujian CPNS. Mereka menggunakan Xiaomi SU7 varian Standard — model dasar dari lini SU7 — yang dibeli pada Mei 2024 dan baru diterima pada 19 Oktober 2024.

Varian ini menggunakan sistem Navigate on Autopilot (NOA) berbasis kamera, tanpa dukungan sensor LiDAR seperti yang terdapat pada varian Pro dan Max.

Kecelakaan terjadi di bagian jalan yang sedang dalam perbaikan. Lalu lintas dialihkan ke jalur yang lebih sempit, yang kemungkinan besar mengandung puing-puing atau penghalang konstruksi. Faktor inilah yang diduga berkontribusi terhadap tabrakan mematikan tersebut.

Kronologi Kecelakaan (Berdasarkan Data Kendaraan)

Data dari sistem kendaraan yang diserahkan Xiaomi ke kepolisian memberikan gambaran kronologis sebagai berikut:

Pukul 22:27:17: Sistem NOA diaktifkan, kecepatan kendaraan tercatat 116 km/jam.

Pukul 22:44:24: Sistem mendeteksi adanya rintangan di jalan, mengeluarkan peringatan dan mulai memperlambat laju.

Pukul 22:44:25: Pengemudi mengambil alih kontrol manual, membelokkan setir sejauh 22 derajat ke kiri, dan mulai mengerem sebesar 31%.

Pukul 22:44:26: Setir dikoreksi ke kanan sebesar 1 derajat, dan pengereman ditingkatkan menjadi 38%.

Pukul 22:44:26–22:44:28: Kendaraan menabrak pembatas beton dengan kecepatan 97 km/jam. Tabrakan ini disusul oleh kebakaran hebat.

Kondisi Pasca Tabrakan

Beberapa laporan media sosial, termasuk dari ibu salah satu korban melalui aplikasi Douyin, menyebut bahwa pintu mobil terkunci otomatis setelah tabrakan, menjebak para korban di dalam saat mobil terbakar. Xiaomi belum bisa memverifikasi hal ini, meskipun menyebutkan bahwa kendaraan dilengkapi tombol darurat untuk membuka kunci pintu dari dalam. Namun, belum jelas apakah tombol tersebut berfungsi dalam situasi darurat seperti kebakaran.

Pihak Xiaomi juga menyatakan bahwa sistem NOA saat ini belum mampu mengenali objek kecil seperti kerucut lalu lintas atau penghalang air (water barrier), yang diduga menjadi penyebab kegagalan sistem mendeteksi rintangan sebelum tabrakan terjadi.

Respons Xiaomi

Xiaomi membentuk tim investigasi pada 30 Maret dan menyerahkan data kendaraan ke kepolisian sehari setelahnya. CEO Xiaomi, Lei Jun, menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan berjanji akan bersikap transparan serta memberikan dukungan kepada keluarga korban.

Pihak perusahaan membantah rumor bahwa kendaraan telah diamankan dan dibawa ke Beijing, dengan menyebut bahwa mereka bahkan belum mendapat akses langsung ke mobil yang mengalami kecelakaan. Xiaomi juga menjelaskan bahwa kendaraan berada dalam mode bantuan NOA dengan kecepatan tinggi sebelum tabrakan, dan sistem sempat memberikan peringatan serta memperlambat laju kendaraan sebelum terjadi benturan fatal.

Terkait dengan sumber api pasca kecelakaan, Xiaomi menyatakan bahwa kemungkinan besar api berasal dari dalam kabin, bukan dari baterai kendaraan. Mereka juga mengonfirmasi bahwa sistem pengereman darurat otomatis (Automatic Emergency Braking – AEB) tidak aktif karena penghalang air tidak termasuk dalam daftar objek yang dapat dideteksi oleh sistem saat ini.

Pihak kepolisian masih terus menyelidiki kondisi jalan, keputusan pengemudi, serta performa sistem kendaraan secara keseluruhan. Tragedi ini memicu perdebatan penting terkait keandalan teknologi mengemudi otonom, efektivitas fitur keselamatan darurat, dan kebutuhan pelatihan yang lebih menyeluruh bagi pengguna kendaraan listrik modern.

Kecelakaan ini juga menjadi ujian besar bagi Xiaomi dalam mempertahankan reputasi dan kredibilitasnya sebagai pemain baru di industri otomotif listrik global. Ke depannya, hasil investigasi ini akan menjadi rujukan penting dalam menyempurnakan teknologi mengemudi otomatis dan fitur keselamatan pada kendaraan generasi mendatang.

Merangkum Semua Peristiwa