Octopus Lolos Seleksi Program Google for Startups Circular Economy Accelerator

9 February 2023, 14:31

TEMPO.CO, Jakarta – Octopus, startup dari Indonesia yang berfokus pada pengelolaan dan daur ulang sampah konsumen hingga menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali oleh berbagai macam merek, lolos seleksi untuk mengikuti Google for Startups Accelerator: Circular Economy dari ratusan aplikasi yang mendaftar.Moehammad Ichsan, CEO & Co-Founder, Octopus Indonesia, mengatakan keberhasilan bergabung dengan Google for Startups Accelerator memberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak dari Google.Selain itu, juga membuatnya memiliki kesempatan masuk ke jaringan ekosistem yang dapat membantu mengakselerasi Octopus yang tengah berkembang pesat. “Salah satu topik yang membuat kami tertarik adalah yang terkait dengan acquiring new customers atau pun new consumers,” kata Ichsan, 7 Februari 2023.Terhitung, ada dua belas tim yang mengikuti program GFS Accelerator baru ini dan semuanya menggunakan teknologi untuk menangani berbagai area masalah yang kompleks. Mereka memiliki objek mulai dari limbah makanan dan mode busana, hingga daur ulang dan produk yang dapat digunakan kembali atau reusable products.Selama tiga bulan ke depan, seluruh peserta akan diberikan pelatihan, mentoring, dan juga insight dari Google serta mentor eksternal untuk membantu mengembangkan project yang sedang mereka kerjakan. Lalu pada hari demo di akhir program, para peserta akan diminta mempresentasikan hal apa saja yang sudah mereka kerjakan. “Di Indonesia, industri sampah yang dikelola oleh para pemulung atau pekerja informal masih menjadi kunci pengelolaan sampah di negara ini, terutama di daerah pedesaan, di mana sistem pengumpulan sampah secara konvensional belum diterapkan,” jelas Thye Yeow Bok, Head of Startup Ecosystem, SEA, SAF and Greater China Region.”Octopus memberikan solusi yang membuat pengumpulan sampah informal lebih mudah diakses dan efisien. Hal ini memudahkan individu maupun organisasi mendukung upaya daur ulang sampah di Indonesia. Ini yang membuat kami sangat senang untuk mendukung dan membantu memperluas upaya mereka,” kata Bok.Berbagai perusahaan dan organisasi di seluruh dunia mulai mengambil langkah untuk beralih dari model ekonomi linear, yakni model “ambil, buat, buang”, menuju ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular adalah model ekonomi yang memperpanjang masa pakai produk dan bahan baku sehingga dapat meminimalkan limbah dan bisa menghemat penggunaan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas.“Saat ini di Google, kami sedang mencari berbagai cara untuk memaksimalkan penggunaan kembali sumber daya di seluruh operasi, produk, dan supply chain kami. Selain itu, kami juga membantu berbagai pihak yang ingin sama-sama melakukannya, dengan mendukung startup yang berupaya membangun ekonomi sirkular,” tambah Bok.Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi