Konflik Memanas, Warga Perumahan GSI Surabaya Bongkar Paksa Pagar Beton Penutup Jalan

Konflik Memanas, Warga Perumahan GSI Surabaya Bongkar Paksa Pagar Beton Penutup Jalan

Surabaya (beritajatim.com) – Konflik terkait penutupan jalan di Perumahan Gunungsari Indah (GSI) Surabaya semakin memanas. Kamis (30/1/2025), puluhan warga secara paksa membongkar pagar beton yang dipasang oleh orang suruhan Salim Bahmid, yang mengklaim sebagai pemilik lahan.

Warga menilai bahwa penutupan jalan tersebut akan merugikan mereka serta melanggar ketertiban umum.

Daniel Firman, Ketua RT 05/RW 06 Perumahan Gunungsari Indah, menyatakan bahwa ini merupakan aksi ketiga kalinya yang dilakukan warga untuk menolak penutupan akses jalan oleh Muhammad Salim Bahmid. Salim mengklaim sebagai pemilik lahan setelah membeli dari salah satu ahli waris PT Agra Paripurna, selaku developer perumahan GSI.

“Padahal SHM nomor 294 yang dipersoalkan adalah bagian dari perumahan GSI. Menurut Pemkot pun, itu adalah masuk site plan perumahan GSI,” ujarnya, Kamis (31/1/2025).

Daniel menambahkan, bahwa tidak masuk akal jika SHM yang masuk site plan perumahan GSI diperjualbelikan, apalagi lahan tersebut sudah digunakan warga sebagai akses jalan selama puluhan tahun.

Salim Bahmid, lanjut Daniel, hanya mengklaim sebagai pembeli dari salah satu ahli waris, tetapi hingga saat ini belum bisa menunjukkan bukti kepemilikan kepada warga.

Menurut Daniel, klaim ini ditolak warga karena jalan tersebut telah berfungsi sebagai jalan umum. Hal ini dibuktikan dengan intervensi Pemkot Surabaya berupa pemasangan penerangan jalan umum. Lebih dari 6.500 warga dari 4 RW dan 28 RT di GSI menyatakan dukungan penuh terhadap penyelesaian proses penyerahan fasilitas umum (fasum) dan menolak upaya penutupan jalan.

Mereka menekankan pentingnya kepatuhan terhadap site plan, yang mensyaratkan adanya dua akses jalan. Penutupan jalan hanya dapat dilakukan setelah akses jalan alternatif yang sesuai site plan dibangun.

“Warga menganggap klaim Salim Bahmid sebagai upaya sepihak dan siap melawan jika terjadi tindak kriminalisasi atau premanisme. Mereka menegaskan bahwa dukungan terhadap Salim Bahmid hanyalah klaim sepihak,” tegas Daniel.

Sebelumnya, pihak Salim Bahmid tidak bersedia dikonfirmasi terkait hal ini.

Pihak warga pun akhirnya membongkar paksa tembok beton tersebut meskipun mendapat perlawanan dari pihak Bahmid. [uci/beq]