Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya menyoroti kurangnya transportasi umum sebagai salah satu faktor utama penyebab kemacetan di kota.
Ketua Tim Angkutan Jalan dan Terminal Dishub Surabaya, Ali Mustofa, menyampaikan bahwa jumlah armada transportasi massal di Surabaya masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Saat ini, jumlah armada yang tersedia terdiri dari 28 unit Suroboyo Bus berbahan bakar diesel, 17 unit Trans Semanggi, 12 unit Suroboyo Bus ukuran medium listrik, serta 107 kendaraan Wira Wiri. Dengan total tersebut, jumlah kendaraan angkutan umum masih belum memenuhi kebutuhan ideal, yakni sekitar 130 unit armada trunk dan 330 unit feeder.
“Total kendaraan saat ini ada 28 Suroboyo Bus (berbahan bakar) diesel, 17 Trans Semanggi, 12 Suroboyo Bus (ukuran) medium listrik, dan 107 kendaraan Wira Wiri. Masih belum cukup,” kata Ali, Kamis (20/2/2025).
Meskipun jumlah armada masih terbatas, Ali menjelaskan bahwa layanan transportasi umum di Surabaya telah beroperasi sejak 2018 dengan Suroboyo Bus sebagai layanan utama angkutan trunk. Sejak saat itu, pengembangan layanan terus dilakukan, termasuk penambahan angkutan pengumpan (feeder) guna meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat.
“Kami sudah mulai layanan transportasi umum mulai 2018, dengan pengoperasian Suroboyo Bus sebagai angkutan trunk. Dan hingga sekarang ini telah berkembang layanan angkutan penumpang,” jelas Ali.
Menanggapi kondisi ini, Dishub Surabaya menegaskan akan terus berupaya meningkatkan layanan transportasi umum. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menambah jumlah armada serta memperluas cakupan rute angkutan umum di kota.
“Jadi masih banyak kebutuhannya (transportasi umum). Setiap tahun Pemkot Surabaya mengupayakan penambahan rute angkutan umum,” ucap Ali.
Dengan adanya perbaikan dan penambahan transportasi umum, diharapkan kemacetan di Surabaya dapat dikurangi secara signifikan serta memberikan kenyamanan lebih bagi masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. [ram/ian]
