Upaya Tersangka Mutilasi Jombang Tutupi Jejak: Main ke Rumah Korban dan Kirim Pesan WA Palsu

Upaya Tersangka Mutilasi Jombang Tutupi Jejak: Main ke Rumah Korban dan Kirim Pesan WA Palsu

Jombang (beritajatim.com) – Kasus mutilasi yang menggemparkan Jombang ini bukan sekadar pembunuhan biasa. Tersangka Eko Fitrianto alias EF (38), tidak hanya menghabisi nyawa sahabatnya, Agus Sholeh, tetapi juga menyusun skenario matang untuk menghilangkan jejaknya.

Namun, secerdik apa pun seseorang dalam menutupi kejahatan, ada celah yang tak bisa ditutupi. Jejak digital, bukti forensik, dan perilaku mencurigakan menjadi titik terang yang akhirnya menyingkap tabir pembunuhan sadis ini.

Berpura-pura Tak Terjadi Apa-apa

Setelah melakukan aksi kejamnya, Eko tidak menunjukkan gelagat mencurigakan. Seolah tidak terjadi apa-apa, ia tetap menjalani kehidupan sehari-harinya dengan normal. Bahkan, yang mengejutkan, ia sempat mendatangi rumah korban di Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

Dengan wajah tanpa ekspresi bersalah, Eko bertatap muka dengan keluarga Agus. Tujuannya? Menghilangkan kecurigaan sekaligus memastikan bahwa orang-orang di sekitar korban belum mencium kejanggalan atas menghilangnya Agus.

Langkah ini memang cerdik. Biasanya, dalam kasus pembunuhan, keluarga dan teman dekat korban menjadi pihak pertama yang mencurigai adanya sesuatu yang salah. Dengan tetap hadir di sekitar mereka, Eko berusaha menciptakan kesan bahwa dirinya juga “bingung” dan “khawatir” atas hilangnya Agus.

‘Jadi yang korban sudah dihabisi, tersangka sempat mendatangi ke rumah korban. Tujuannya, untuk menghilangkan kecurigaan keluarga korban,” kata Kasatreskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra, Kamis (20/2/2025).

Pesan WA Palsu: Memanipulasi Identitas Korban

Tak berhenti di situ, Eko juga mencoba strategi lain: menggunakan ponsel korban untuk mengirim pesan kepada keluarga Agus. Dalam pesannya, ia berpura-pura sebagai Agus dan mengarang cerita bahwa dirinya sedang bekerja di Bali. Ini adalah langkah yang terencana dengan baik—menciptakan ilusi bahwa korban masih hidup sehingga tidak ada yang mencari atau melapor ke polisi.

Namun saat diminta oleh keluarga untuk menghubungi melalui panggilan video atau video call, Eko yang berpura-pura menjadi Agus ini selalu menolak. Tentu dengan berbagai alasan. Nah, hal itulah yang membuat keluarga Agus menduga bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.

Selain ponsel, sepeda motor Honda Scoopy milik korban juga dikuasasi oleh pelaku. Kedua barang bukti terserbut disita polisi dari rumah tersangka di Dusun Plosowedi Desa Plosogeneng Kecamatan/Kabupaten Jombang.

“Surat-surat kendaraan dan nomor rangka ada di rumah korban. Begitu juga dengan kotak ponsel. Namun barang-barangnya dikuasasi oleh pelaku,” lanjut Margono.

Sebelumnya, warga dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa kepala di saluran irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, pada Rabu (12/2/2025). Bagian kepala korban baru ditemukan sore harinya di tepi sungai Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi awal penemuan jasad. [suf]