Viral Lokasi Jerawat Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan, Dermatolog Bilang Gini

Viral Lokasi Jerawat Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan, Dermatolog Bilang Gini

Jakarta

Viral di media sosial X sebuah video menyebut bahwa letak jerawat bisa memberikan petunjuk terkait kondisi kesehatan seseorang. Dalam video itu disebutkan beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan tempat munculnya jerawat, seperti:

Jerawat di jidat artinya sering begadangJerawat di hidung artinya terlalu sering makan pedasJerawat di pelipis terlalu banyak makan junk foodJerawat di dagu karena hormonJerawat di pipi kiri karena liver kotorJerawat sekitar mulut karena banyak toksin di tubuhJerawat di area rahang karena detoks limpa tidak lancarJerawat di sekitar alis karena sering deg-deganJerawat di sekitar rambut karena kurang menjaga kebersihan

“Ternyata, letak jerawat di wajah bisa memberi petunjuk tentang kondisi kesehatan kita,” tulis netizen media sosial X yang mengunggah video tersebut.

Terkait unggahan tersebut, spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpKK menjelaskan pembagian jerawat berdasarkan lokasi wajah dan dikaitkan dengan penyebab spesifik juga dikenal dengan istilah face mapping. Meski informasi soal face mapping sudah banyak disebarkan di media sosial, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung konsep tersebut.

“Jerawat memang bisa muncul lebih sering di area tertentu karena faktor seperti distribusi kelenjar minyak, kebiasaan menyentuh wajah, atau penggunaan produk tertentu, tetapi penyebab utamanya tetap multifaktorial,” kata dr Ruri ketika dihubungi detikcom, Senin (24/2/2025).

Ia mencontohkan jerawat di dagu dan rahang yang sering dikaitkan dengan faktor hormon, khususnya pada wanita. dr Ruri menuturkan area tersebut memang lebih sensitif terhadap fluktuasi hormon androgen, namun itu tidak serta merta membuat jerawat di dagu pasti disebabkan oleh hormon.

Begitu juga dengan jerawat muncul di dahi misalnya yang sering dikaitkan dengan kebiasaan begadang. Kurang tidur memang bisa memperburuk jerawat karena meningkatkan stres dan produksi hormon kortisol, tetapi penyebab jerawat tetap lebih kompleks, misalnya melibatkan faktor genetik, produksi sebum, hingga pertumbuhan bakteri Cutibacterium acnes.

“Jadi yang perlu diluruskan adalah bahwa jerawat tidak bisa selalu disebabkan oleh satu faktor tunggal berdasarkan lokasinya saja. Pengobatan dan pencegahan jerawat harus mempertimbangkan banyak aspek, bukan hanya mengikuti mitos yang beredar,” tandasnya.

(avk/kna)